JAKARTA, INDONESIA, 16 Februari 2024 -- Di tengah perkembangan teknologi dan perubahan platform, usaha kecil menengah (UKM) berada di garis depan dalam menjawab permintaan pasar. Terlebih lagi di momen istimewa seperti Imlek, yang juga bertepatan dengan Tahun Naga Kayu.Â
Naga Kayu bukan hanya sebagai simbol kekuasaan dan kehormatan, tapi juga melambangkan kekayaan dan kemakmuran. Perayaan kali ini menjadi lebih istimewa karena Naga hadir dalam bentuk kayu. Maka dari itu, terdapat kesempatan unik bagi UKM untuk mengembangkan social commerce sebagai strategi bisnis yang efektif di tahun Naga Kayu.
Berdasarkan hasil survei Suara UKM Negeri Vol. 3 yang diluncurkan oleh Ninja Xpress mengenai masa depan e-commerce di Indonesia yang dipengaruhi oleh para e-shopaholic, ditemukan bahwa para pembelanja online cenderung menggunakan berbagai platform, termasuk marketplace dan media sosial, untuk berbelanja. Selain itu, media sosial juga menjadi mesin pencari bagi e-shopaholic, karena 91% dari mereka berbelanja berdasarkan rekomendasi influencer dan brand yang diikuti di media sosial.
Dengan demikian, social commerce bukan hanya menjadi tren tetapi juga model pemasaran dan bisnis yang sinergis. Social commerce terdiri dari dua elemen utama, yaitu media sosial dan e-commerce, yang memberikan pengalaman belanja terintegrasi dalam lingkungan sosial.Â
Proses belanja mulai dari pencarian, pertimbangan, hingga pembelian dapat terjadi secara menyeluruh di dalam platform social-commerce. Contoh bisnis yang memanfaatkan social commerce adalah SneakerShoots, yang menggunakan Instagram dan Facebook untuk mengiklankan produk mereka, lalu melakukan transaksi melalui website resmi atau WhatsApp mereka.
Social commerce memiliki peran penting dalam pemberdayaan UKM, seperti yang terungkap dalam hasil survei Suara UKM Negeri Vol. 4 kepada 600 UKM di Indonesia tentang seluk-beluk social commerce di Indonesia. Ditemukan tiga cara untuk memaksimalkan social commerce agar dapat membantu meningkatkan bisnis mereka:
Membangun Bank Konten dengan strategi 3RÂ
Dengan memanfaatkan strategi "Reduce, Reuse, dan Recycle", dapat membantu menekankan efisiensi dalam pengelolaan konten. Pendekatan ini memungkinkan perusahaan untuk mengelola kontennya secara efisien, mencapai tujuan pemasaran, dan memperkuat koneksi dengan audiens.Membangun Keterlibatan Komunitas
Dengan memanfaatkan fitur interaktif dari platform social commerce untuk mendorong partisipasi komunitas melalui berbagi pengetahuan, jajak pendapat, kontes, hingga hadiah eksklusif. Hal ini tidak hanya meningkatkan loyalitas merek tetapi juga memberikan platform untuk membangun hubungan yang luas dengan pelanggan.Membangun Brand.com atau Situs Web Penjualan Mandiri
Dengan membangun brand.com atau situs web penjualan secara mandiri, perusahaan dapat mendukung peningkatan penjualan dan kesadaran merek, serta meningkatkan peringkat kata kunci Google dan optimasi mesin pencari.