Mohon tunggu...
Ahmad Saukani Azra
Ahmad Saukani Azra Mohon Tunggu... Wiraswasta - Marbot Musholah

Menulis sampai tinta habis.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Pacarku Telah Tiada

17 Maret 2023   21:17 Diperbarui: 17 Maret 2023   21:21 91
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Enam tahun lalu. Pacarku Geboy Andarista Ulang tahun ke 23, Mestinya ini hari bahagia, namun justru menjadi hari berduka  bagiku. Adzan magrib berkumandang, aku masih di kamar mandi, selesai mandi aku handukan. Ya iyalah habis mandi handukan masa iya langsung keluar? Kan gak mungkin.

Aku menutup kamarku, aku lirik ponselku. 6 panggilan tak terjawab dan 3 chat dari 2 pesan. Siapa nih??

"Innalillahi wa Innailaihi Rojiuuun".

Ya Allah, aku nyaris tak percaya.kami pacaran baru dua hari, Melewati jam demi jam, Belum pernah pelukan apalagi ciuman.  Benakku hanya mampu mengurai kenangan dengannya.

Pukul 10 malam aku tiba dibelokan menuju rumahnya ,kendaraan memadati jalan. tenda pun telah terpancang. banyak orang berlalu lalang. Udah gitu banyak alang alang,  Barulah gemuruh rasa yang sulit ku bahasakan menyerang. Pacarku benar-benar telah tiada. Lemas rasa lututku melangkah. Terbayanglah senyum sumringah, namun kini ia tak ada, diruang tamu ia berbaring menungguku datang..

Sejenak aku terhenti di depan pintu, menarik nafas yg dalam. Ku pegangi kedua lututku, terasa akan ambruk namun ku kuatkan. Perlahan aku mendekat, duduk di samping bapak Nya yg kemudian membukakan penutup wajah Pacarku Geboy Andarista

Ya Rabb, Teduh nian wajahnya, jerawatnya belum pecah, Ia hanya terlihat seperti sedang tertidur pulas. Aku menggoyangkan tanganku ke badannya sambil berkata..."Beb, bangun udah siang." Bapaknya berkata.."Gila kamu, dia sudah meninggal!"

Berulang kali ku bisikkan ke hati "Harus Kuat". Insya Allah Pacarmu ditempat yang baik Nak! sebab ia anak yang baik" ujar bapak Nya bijak.

Beberapa kerabat dan tetangganya bermalam dirumah sederhana itu. Bapak-bapak bercakap di teras dan di tenda. Aku semalam suntuk duduk disamping Pacarku, bersama bapak & mamanya.

Keesokan paginya barulah pacarku di kebumikan...Selamat jalan pacarku, semoga engkau bahagia disana. Biarlah aku disini merana, kali aja ada penggantinya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun