Mohon tunggu...
Ahmad Saukani Azra
Ahmad Saukani Azra Mohon Tunggu... Wiraswasta - Marbot Musholah

Menulis sampai tinta habis.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Marbotku Sayang, Marbotku Malang

17 Maret 2023   17:49 Diperbarui: 17 Maret 2023   17:52 97
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Menjadi seorang marbot atau petugas kebersihan perlengkapan Mushola atau Masjid tidaklah gampang. Dia harus mempunyai modal utama yaitu "Ikhlas"

Bukan sekedar jargon atau omongan belaka "Ikhlas" ini sangat sulit diperankan oleh seorang pemula atau level beginner.

Selain Ikhlas, dia juga harus punya banyak waktu untuk totalitas mengurusi tempat ibadah bagi umat muslim itu. Bagi yang tidak punya banyak waktu luang, jangan berharap jadi marbot. Maka dari itu pekerjaan marbot biasanya dipercayakan kepada orang yang tidak bekerja alias nganggur. Tidak perlu ijazah sekolah S2, lulusan PAUD aja bisa langsung diterima jadi Marbot, dengan syarat itu tadi, "Ikhlas" dan punya banyak waktu untuk Masjid & Mushola.

Adakalanya Marbot sering dijadikan kambing hitam manakala ada yang salah di masjid atau musholah, entah itu kebersihan, microphone mati, gudang berantakan, tai cicak di karpet. Padahal tai cicak di karpet bukan salah marbot tapi salah cicak itu sendiri, mengapa ia buang hajat saat karpet sudah bersih?  

Tapi bersyukurlah menjadi seorang marbot. Karena marbot bisa melaksanakan Sholat 5 waktu secara tepat waktu, dari mulai Azan hingga jamaah pada bubar.

Meskipun tidak diminta Marbot biasanya dibayar oleh pengurus masjid atau musholah, meski tidak besar, yah minimal rokok kopi sebulan terpenuhi. Belum lagi bila menjelang Idul Fitri inilah hari panen besar seorang marbot. Mulai dari Pengurus sampai tetangga sekitar ada aja yang ngasih. Bahkan sampai orang yang gak dikenal juga ngasih.

Marbotku sayang....tetaplah kamu Istiqomah menjaga kemakmuran dan kebersihan rumah Allah.

Marbotku malang....jangan hiraukan orang orang yang membullymu, tetap merendah dan sabar selamanya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun