Mohon tunggu...
Ahmad Mustakim
Ahmad Mustakim Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Jurnalis

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Basic Training LK 1 HMI Komisariat Ushuluddin Sunan Ampel Cabang Surabaya: Rehabilitas Intelektual, Meningkatkan Kualitas dan Kuantitas Kader

21 Desember 2024   13:36 Diperbarui: 21 Desember 2024   13:36 7
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

HMI komisariat Ushuluddin kembali mengadakan Latihan kader 1 di villa tawangsari Lawang pada tanggal 12-15 Desember 2024, dengan semangat para calon kader memberikan stimulan kepada seluruh pengurus untuk mengadakan hal tersebut. Semua dilema keraguan antara kepastian atau diundur LK 1 tersebut, karena persiapan untuk mengadakannya hanya punya waktu dua minggu dari tanggal yang sudah direncanakan, semangat yang terjadi bukan hanya calon kader dan pengurus begitu juga para mas-mas senior KAHMI yang terus membimbing dan mengarahkan pada adik-adiknya. HMI yang merupakan organisasi pengkaderan bukan hanya sekedar kumpul-kumpul yang tidak berfaedah kemudian tidak tahu apa-apa diajak demonstrasi tanpa berargumensi. Maka pada kesempatan kali ini Komisariat Ushuluddin mengusung tema "Terbinanya Kepribadian Muslim yang Berkualitas Akademis Sadar akan Peran dan Fungsinya dalam Berorganisasi serta Hak dan Kewajibannya sebagai Kader Umat dan Bangsa"

Penulis tidak akan membedah secara keseluruhan tema, tetapi yang perlu digarisbawahi yaitu kader umat dan bangsa, telah kita ketahui banyak sekali penyimpangan yang terjadi apalagi dunia yang semakin cepat akan informasi, apakah masih mau beridealis Indonesia emas kalau generasi yang disiapkan stag pada narasi bodo amat? Dalam Sejarah HMI tidak ada kata menyerah dalam perjuangan sehingga kader yang lahir dari rahim HMI menjadi berkualitas baik segi keislaman maupun kebangsaan, contohnya Nurcholis Majid (Cak Nur) yang memberikan motivasi bagi seluruh umat dan bangsa Indonesia dalam pemikirannya yang begitu luas dan kontekstual. Pemikiran seperti Cak Nur harus kita adopsi kembali dan ditanamkan kepada kader HMI.

Dalam pelaksanaan Latihan Kader 1 selama empat hari para calon kader diberikan materi lima wajib HMI dan beberapa muatan lokal dari komisariat ushuluddin. Materi yang disampaikan meliputi Sejarah peradaban Islam(SPI) yang disampaikan oleh yunda Nani, Sejarah Perjuangan HMI(SPH) oleh Kanda Razin, Mission diisi oleh kanda Ahsan Tsabiq, S.Ag, kepemimpinan dan manajemen organisasi(KMO) oleh kanda Mahbubi Muhaimin, S.Ag, Kohati disampaikan yunda Istiharokum Laili, S.Ag, Sejarah Nilai Dasar Perjuangan (NPD) oleh kanda muhamad Ghufron Nurcholis, A.Md.Ak, S.Ag dan Nilai Dasar Perjuangan (NDP) 1-2 oleh kanda M. Barnaba Ridho, M.Ag, Konstitusi oleh kanda Multazam serta stadium general oleh Muhammad Thoyyib Nur Falah, S.Ag. Semua merupakan ahli dalam bidangnya masing-masing, dan Master Of Training(MOT) yang kompeten dalam mengelola Latihan yaitu oleh Master Iqbal dan Master Husni juga memberikan eksplorisasi pemikiran pada kader dalam basic training tersebut.

Ketua umum komisariat ushuluddin kanda Bryan Wildan Kholil dalam visi misinya menyampaikan bahwa bertanggung jawab menjalankan organisasi dan meningkatkan kualitas dan kuantitas kader untuk ushuluddin lebih baik. Maka dalam LK 1 tersebut Ketum Bryan mencari pemateri dan MOT yang kompeten dan menguasai hal tersebut, dan yang sering digaungkan bahwa kader ushuluddin harus bisa menjadi penerus Cak Nur dalam pemikiran yang ada pada Nilai Dasar Perjuangan(NDP), dalam pandangan penulis memang sangat diperlukan mengembalikan Marwah keilmuan atau intelektual seperti halnya pemikiran B.J Habibie,Gus Dur, Cak Nur dan lain sebagainya. Dalam kutipan pesan dari Cak Nur menyampaikan "Hidup ini harus dijalani dengan sungguh sungguh, agar tidak lewat begitu saja kepada kita dengan sia-sia." Ini merupakan pesan yang mendalam, hidup ini penuh dengan perjuangan dan tantangan jika seorang yang hidupnya tidak serius lebih-lebih tidak bisa berkontribusi dalam pengabdian umat dan bangsa serta kemanfaatan bagi orang lain, lebih baik orang tersebut bergegas meminta kembali kepada Tuhan karena akan sia-sia jika hidup.

Lebih lanjutnya rehabilitas intelektual harus mulai kita tanamkan dari sekarang, mencetak generasi yang memiliki prinsip dan mampu mengeluarkan basic skill ataupun skill asset demi bangsa yang lebih maju dan menggemparkan dunia, semua manusia sama diberikan akal dan rasional tetapi kenapa bisa kalah dengan bangsa lain, itu yang seharusnya menjadi renungan mendalam, karena kurangnya kita memberanikan diri menguji suatu hal temuan ataupun eksperimen pemikiran yang mampu menguak menjadi ilmiah. Dalam hal ini HMI komisariat Ushuluddin Sunan Ampel menyisipkan kepada kader konsep pengembangan ilmu pengetahuan dari Roger Bacon dengan adanya observasi ilmiah, eksperimen, verifikasi ilmiah dan memahami Bahasa, demi mencetak kader yang berkualitas dan mampu memberikan kontribusinya kepada khalayak umum. Dengan jargon yakin usaha sampai (YAKUSA), yakin dalam berprinsip, usaha dalam berkomitmen dan sampai pada tujuan prinsip yang telah dibangun. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun