Mohon tunggu...
Ahmad Said Widodo
Ahmad Said Widodo Mohon Tunggu... Sejarawan - Peneliti dan Penulis Sejarah dan Budaya

Peneliti dan Penulis Sejarah dan Budaya

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Syaikh Baing Yusuf, Syaikh Nawawi al-Bantani, Syaikh Yusuf Sumbulaweni dan Para Syaikh "Yusuf"

19 Desember 2024   14:50 Diperbarui: 19 Desember 2024   19:23 179
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
(Sumber: Koleksi dan Dokumentasi Ahmad Said Widodo)

Syaikh Baing Yusuf

Kyai Haji Raden (K.H.R.) Muhammad Yusuf (Syaikh Baing Yusuf), lahir di Bogor pada abad 18, seorang putera (No. 4 dari 6 putera) dari Raden Aria (R.A.) Jayanegara, cucu dari R.A. Wira Tanu Datar V, buyut dari R.A. Wira Tanu Datar IV dan seterusnya. Urutan silsilah dari garis ayahnya adalah sebagai berikut:

  • R.A. Jayanegara (Aria Banceuy) sebagai Bupati Kampung Baru (Bogor) (1796-1801).
  • R.A. Wiratanudatar V (R. Muhyidin) menjabat sebagai Bupati Cianjur (1761-1776), kakek kandung Syaik Baing Yusuf.
  • R.A. Wiratanudatar IV (R. Sabirudin) menjabat sebagai Bupati Cianjur (1726-1761).
  • R.A. Wiratanudatar III (R. Astramanggala) menjabat sebagai Bupati Cianjur (1707-1726).
  • R.A. Wiratanudatar II (R. Wiramanggala) menjabat sebagai Bupati Cianjur (1691-1707).
  • R.A. Wiratanudatar I (R. Jayasasana, R. Jayalalana) menjabat sebagai Bupati Cianjur (12 Juli 1677-1691).
  • R.A. Wangsagoprana.

Syaikh Baing Yusuf pada saat masih berusia 6-7 tahun sudah faham bahasa Arab, pada saat masih berusia 12 tahun sudah hafal (hafidz) Al Quran dan teks-teks dasar ilmu keislaman serta memahami tata Bahasa Arab. Pada saat masih berusia 13 tahun Beliau menimba ilmu di Makkah hingga bermukim selama 11 tahun dan kemungkinan besar salah satunya belajar pada Syaikh Abdullah Hijazi Al-Syarqawi Al-Azhari (w. 1820).

Beliau diangkat menjadi Hoofdpanghoeloe (Kepala Para Penghulu) melalui Besluit Nomor 29 tanggal 16 Agustus 1828. Beliau menjabat dari tahun 1828 hingga 1854. Beliau wafat dan dimakamkan di makam tanah wakaf Baing Yusuf, Kaum, Cipaisan, Purwakarta pada hari Sabtu Pahing tanggal 18 November 1854 (26 Shafar 1271 Hijriyah).

Beliau juga adalah kakek dari K.H.R. Marzuki (Syaikh Baing Marjuki, Baing Babakan, 1857-1937), seorang ulama ahli Tarikat Naqsyabandiyah dan penulis kitab Wawacan Iman, Elmu Reujeung Amal (Iman, Ilmu dan Amal), Purwakarta, Sabtu, 26 Juli 1924 pukul 01.53 yang berisi tentang uraian mengenai iman, ilmu dan amal dalam agama Islam, yang telah ditransliterasi oleh Drs. H. Said Raksakusumah dan H.R. Hidayat Martalogawa, yang sudah diterbitkan oleh Departeman Pendidikan dan Kebudayaan, Jakarta, 1979.

Syaikh Baing Yusuf belajar dan bermukim di Makkah selama kurang lebih 11 tahun lamanya. Masa pemukiman ini diperkirakan pada tahun 1800 – 1820-an. Jika diasumsikan masa pemukiman Syaikh Baing Yusuf di Makkah pada kurun waktu tahun-tahun tersebut, maka dimungkinkan beliau berguru kepada Syaikh Abdullah Hijazi Al-Syarqawi Al-Azhari (w. 1820). Kemungkinan besar ini identik dengan nama Abdullah bin Hijazi bin Ibrahim as-Syarqawi as-Syafii al-Khalwati al-Azhari.

Syaikh Nawawi al-Bantani

Salah seorang murid dari Syaikh K.H.R. Muhammad Yusuf bin R.A. Jayanegara, Kaum, Purwakarta yang dikenal sebagai Syaikh Baing Yusuf adalah Syaikh Nawawi al-Bantani (Al-Imaam Al-'Allaamah Asy-Syaikh Muhammad Nawawi bin Umar al-Jawi al-Bantani at-Tanari asy-Syafi'i), (1813 M – 1897 M), salah seorang 'ulama besar asal Hindia Belanda (Nusantara, Indonesia) bertaraf internasional yang menjadi Imam Masjidil Haram di Arabia (Saudi Arabia).

Beliau adalah seorang ulama dan intelektual yang sangat produktif menulis kitab, jumlah karyanya tidak kurang dari 115 kitab yang meliputi bidang ilmu fiqih, tauhid, tasawuf, tafsir dan hadis. Beliau belajar dari beberapa ulama terkemuka, antara lain sebagai berikut:

Guru Utama:

  • Syaikh Khalil al-Makassari, ulama besar dari Makassar.
  • Syaikh Muhammad al-Fadani, ulama besar dari Yaman.
  • Syaikh Abdurrahman al-Bijawi, ulama besar dari Mesir.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun