Dari Dili kujelajahi jalanan ke Liquica kemudian menuju Ermera di mana tanaman kopi tumbuh subur dan rapi.
Dan dari Ermera kutempuh jalanan ke Ainaro menuju Hato Bulico di mana gunung tertinggi menanti untuk aku daki
Ramelau atau Tatamelau itulah namanya telah menanti di kejauhan dalam empat jam waktu perjalanan dini hari nanti.
Namun tak ada salahnya menginap atau sekedar berkemah di lembah agar dapat mendaki pada dini hari menanti terbitnya matahari.
Dan ketika saat yang dinantikan tiba udara dingin menggigilkan menjadikan hipotermia, namun semua dibiarkan.
Dalam kabut halimun pagi menanti matahari tersenyum mulai menerangi hutan pegunungan tua.
Dan embun-embun pun seakan tersenyum bagaikan kekasih senyum dikulum serta perlahan menguap bersama datangnya pagi.
Tak ada salahnya sekedar menghangatkan perut dingin dengan secangkir kopi panas airpun dimasak di atas lilin parafin.
Aroma kopi Timor khas Ermera yang tak kan pernah kulupa seperti senyum manis kekasihku gadis Toraja.
Ermera, Januari 1995.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI