Mohon tunggu...
Crisom.dpi
Crisom.dpi Mohon Tunggu... Mahasiswa - Universitas Sebelas Maret

Saya seorang mahasiswa tingkat akhir yang gemar menulis dan pbulikasi di media massa

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Mahasiswa Farmasi UNS "Sulap" Kunyit Jadi Inhaler untuk Menangani Resistensi TB

26 Oktober 2023   19:54 Diperbarui: 26 Oktober 2023   19:58 177
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto tim PKM Farmasi UNS, Nadia Risti Ikka Pertiwi, Ahmad Prakoso, apt. Syaiful Choiri, S. Farm, M. Pharm. Sci., Salma Nur Azizah, dan Fransiskus Andr/Dokpri

Mahasiswa Farmasi Universitas Sebelas Maret Memanfaatkan Kurkumin untuk Pengobatan Tuberkulosis Resisten Rifampisin

Surakarta- Melalui kegiatan Program Kreativitas Mahasiswa (PKM) 2023, Ahmad Prakoso bersama 3 anggota tim nya Salma Nur Azizah, Nadia Risti Ika Pertiwi, dan Fransiskus Andre Prasetyo Priyanto dibawah bimbingan apt. Syaifu Choiri, S. Farm, M. Pharm. Sci. melakukan penelitian yang memanfaatkan kurkumin untuk mengatasi resistensi rifampisin pada penyakit tuberculosis. Rifampisin merupakan obat lini pertama dalam terapi tuberculosis yang menurun efektifitasnya karena resistensi. Diketahui resistensi rifampisin menjadi permasalahan khusus dan menjadi focus permasalahan yang disebutkan dalam WHO Globlal Tuberculosis Report 2022. Kekhawatiran peneliti terhadap permasalahan tersebut menjadi sumber ide dalam memanfaatkan kurkumin pada tuberculosis.

Kurkumin merupakan senyawa dari tanaman herbal kunyit yang tersedia melimpah di Indonesia. Senyawa kurkumin digabungkan dengan obat rifampisin dalam sediaan nano liposom dan  diinkorporasikan dalam Dry Powder Inhaler. Sediaan dry powder inhaler ini memiliki kelebihan dalam terapi tuberculosis karena obat langsung tertaget pada paru-paru sehingga terhindar dari efek samping rifampisin.

Sediaan liposomal rifampisin kurkumin yang diperoleh diujikan pada bakteri dan dibandingkan dengan sediaan rifampisin. Hasil pengujian menunjukkan bahwa diperoleh area penghambatan sediaan liposomal ridampisin kurkumin yang  lebih besar sebesar 21,79% dibandingkan sediaan rifampisin.

Dokumentasi Kegiatan
Dokumentasi Kegiatan

Dokumentasi Kegiatan
Dokumentasi Kegiatan

Dokumentasi Kegiatan
Dokumentasi Kegiatan

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun