Jam sudah menunjukan pukul 06.00 pagi, Kamis (25/01/2024). Muhammad Fici, siswa SMP Negeri 2 Senayang Kabupaten Lingga itu sudah menggunakan  pakaian sekolah. Ia lalu bersiap-siap untuk pergi ke pelabuhan Sebong Kecamatan Senayang bersama teman-temannya. Â
Muhammad Fici, sangat semangat hari ini. Ia begitu ceria dan bahagia kendati harus menyeberangi laut untuk belajar di sekolah, agar nanti bisa menjadi anak pulau yang terdidik.Â
Supaya tidak ketinggalan pompong/perahu, Fici  harus cepat-cepat tiba ke pelabuhan sebelum jemputan pompong itu datang. Jika terlambat ia akan ditinggal dan tidak dapat datang ke sekolah.Â
Perahu yang membawa siswa ini cukup besar, bisa menampung 40 hingga 50 orang. Perahu ini disiapkan pemerintah setempat agar anak-anak pulau dapat menimba ilmu di sekolah lanjutan. Perahu sekolah itu tidak hanya membawa siswa SMP, tetapi siswa SMA dari pulau Sebong juga menggunakan perahu yang sama.Â
Di pulau tempat Fici  tinggal hanya terdapat Sekolah Dasar (SD), sementara SMP dan SMP ia harus menyeberangi ke pulau lain yakni Desa Rejai. Perjalanan yang ditempuh dari Sebong ke Rejai lebih kurang 60 menit atau sekitar 1 jam.Â
Jika cuaca bagus, transportasi laut yang membawa mereka pun tiba lebih cepat. Namun jika cuaca buruk nakhoda tidak berani menyeberangi laut membawa siswa karena khawatir bahaya akan gelombang tinggi. Siswa harus diliburkan. Pihak sekolah juga memaklumi jika anak-anak Sebong tidak datang ke sekolah kalau kondisi cuaca membahayakan.
 Â
"Kami kalau ke sekolah ramai-ramai menggunakan perahu. Ya, seru sih. Tapi kadang ada rasa khawatirnya, apalagi ada angin beserta ombak besar," ujar Fici.Â
Fici bercerita jika selama ia menyeberangi laut perahunya pernah oleng. Pada saat itu sedang musim angin utara. Pada musim ini, ombak bisa mencapai 1 hingga 2 meter. Seluruh pakaian yang digunakan basah kuyup, tiba ke sekolah wajah mereka pun tampak kelelahan dan pusing.Â