Namun, menurut teman nelayan saya itu sampai detik ini, ia belum pernah mendengar neyalan mati kelelahan atau lemas ketika menyelam. Tetapi jika badai atau terkena ombak besar, sering menelan korban disini. Tak heran ketika musim angin utara, nelayan banyak berhenti beraktifitas.
Saya saat itu tidak berani menyelam jauh-jauh ke laut, hanya disekitar karang-karang yang dalamnya sekitar dada orang dewasa. Bagi nelayan jika ingin mendapatkan hasil yang banyak harus menyelam ke tempat yang lebih dalam atau didasar laut.
Semakin dalam semakin deras arusnya. Saya saat itu nyaris kebawa arus. Beruntung teman nelayan saya itu cepat mengambil saya. Wajah saya pun pucat dan ketakutan.
Menjadi nelayan selam itu tidak mudah. Nyawa taruhanya. Ketika menyalam bukan hanya ikan dan kerang saja ada didalamnya. Namun ular dan ikan-ikan besar seperti pari, hiu pun terlihat disekitar kita.
Teman nelayan saya itu pernah kaget ketika ada ikan besar melintas didepanya. Saat itu ia pun cepat-cepat naik ke permukaan. Karena sangat besar ikan itu, ia tak berani menangkap. Â
Nelayan disin tidak hanya menyelam pada siang hari, namun saat malam pun mereka ke laut ketika cuaca mendukung  . Berbekalan kacamata dan senter selam.
Semoga kisah selam ini bermanfaat untuk teman-teman. Salam.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H