Di tengah riuhnya kehidupan modern, nilai-nilai keislaman masih tetap menjadi pijakan utama bagi masyarakat di Desa Lengkong, sebuah kawasan yang terletak di pedesaan yang tenang di Ponorogo, Jawa Timur. Setiap pekan, warga desa berkumpul dalam sebuah acara yang telah menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan mereka: Majlis Ilmu Pekanan. Acara ini bukan hanya sekadar pengajian biasa, tetapi juga merupakan bentuk dari pengabdian masyarakat dalam menanamkan nilai-nilai keislaman dan meningkatkan pemahaman agama.
Program Majlis Ilmu Pekanan telah berjalan dengan sukses selama enam tahun terakhir, menjadi salah satu aset berharga bagi Desa Lengkong. Cerita awal program ini berawal dari inisiatif Pak Maryono, Kepala Desa Lengkong yang visioner dan berkeinginan kuat untuk memperkokoh keimanan dan ketaqwaan masyarakatnya. Dengan tekad yang kuat, Pak Maryono mendorong terbentuknya Majlis Ilmu Pekanan sebagai wadah untuk belajar dan memahami ajaran agama Islam secara bersama-sama. Setiap pekan, warga desa berkumpul di sebuah tempat yang telah disiapkan, baik itu di balai desa atau rumah salah satu warga yang menjadi tuan rumah bergantian. Mereka duduk bersama dalam lingkaran sederhana, siap untuk mendengarkan tausiyah dari para ustadz dan tokoh agama setempat. Materi yang disampaikan bervariasi, mulai dari tafsir Al-Quran, hadis, hingga fiqh, yang dirancang untuk memberikan pemahaman yang lebih mendalam tentang ajaran Islam dan relevansinya dalam kehidupan sehari-hari.
Namun, Majlis Ilmu Pekanan tidak hanya sekadar tempat untuk mendengarkan ceramah. Acara ini juga menjadi ajang untuk berdiskusi, bertukar pikiran, dan memperkuat silaturahmi antarwarga. Setiap orang, baik tua maupun muda, merasa dihargai dan diberi kesempatan untuk berbicara serta menyampaikan pendapatnya. Suasana yang hangat dan penuh kekeluargaan membuat setiap pertemuan menjadi momen yang dinanti-nantikan oleh seluruh masyarakat Desa Lengkong. Selain memberikan pengetahuan agama yang lebih mendalam, Majlis Ilmu Pekanan juga turut memupuk sikap kepedulian dan kebersamaan di antara warga desa. Mereka tidak hanya belajar bersama, tetapi juga saling mendukung dan membantu satu sama lain dalam kehidupan sehari-hari. Semangat gotong royong dan solidaritas yang tinggi menjadi salah satu ciri khas yang membuat Desa Lengkong menjadi tempat yang damai dan harmonis.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H