Mohon tunggu...
AHMAD WILDAN SYARIFULLAH
AHMAD WILDAN SYARIFULLAH Mohon Tunggu... Aktor - Mahasiswa S-1 Ilmu Hubungan Internasional Universitas Airlangga

Mahasiswa pegiat kajian filsafat dan isu keuangan -a Stoic

Selanjutnya

Tutup

Sosok

Melukis Keikhlasan: Eksplorasi Kehidupan Abah Hamidin, Putra Terbaik Madura

7 Februari 2024   18:31 Diperbarui: 25 April 2024   17:29 206
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: https://www.instagram.com/p/CjYRkcOvPlZ/?igsh=djRvMWgwNXplNHRs

Adalah KH. Hamidin Lumaris Al Hafiz, atau biasa dikenal dengan sebutan Abah Hamidin. Beliau lahir di Sampang pada 5 Desember 1962. Beliau merupakan salah satu tokoh yang sangat berperan penting terkait perkembangan kecerdasan intelektual dan spiritual saya. Semangat beliau dalam mengembangkan Pendidikan Agama Islam terutama Kajian Qur’an patut dijadikan panutan oleh siapapun.

Bagaimana tidak, Setiap hari selepas sholat subuh berjamaah (Beliau menjadi imam tetap), Beliau selalu mengajar Al qur’an di rumah beliau. Dan itu tanpa adanya hari libur sekalipun (walaupun minggu). Setiap hari, tak kurang dari dua ratus santri (baik yang bermukim di pesantren maupun tidak) yang mengaji kepada beliau.

Satu kata untuk menggambarkan pribadi beliau yang sangat sulit ditiru orang biasa adalah “Keikhlasan”. KH. Hamidin tidak pernah sekalipun menuntut santrinya untuk membayar ketika mengaji. Beliau pernah dawuh dengan bahasa maduraNgaji edinnak tak usah majer cong, keng adek preinah. Masok teros. Mun tak masok e peccot bik engkok “ ( Kalau ingin mengaji disini tidak perlu membayar, tapi mengaji disini tidak ada liburnya, Masuk terus. Kalau bolos, nanti saya pukul sama rotan). 

Rotan. Itulah alat yang KH. Hamidin gunakan saat mengajar. Beliau memegang rotan sembari menyimak dan mengoreksi bacaan mengaji dari 4-5 orang santri sekaligus. Ya, beliau bisa mengoreksi 4-5 orang santri sekaligus karena beliau memiliki hafalan Al qur’an yang sangat kuat. Jika ada santri salah sedikit saja dalam membaca Qur’an. Maka, rotanlah yang meluncur ke pundak atau punggung santri tersebut.

Selain mengajar mengaji al qur’an di rumah, Beliau juga mengajar di tempat lain. Salah satunya adalah menjadi dosen di STIBADA (Sekolah Tinggi Ilmu Bahasa Arab dan Dakwah) yang terletak di Kawasan Religi Sunan Ampel Surabaya. Dan satu fakta lagi yang membuat saya terheran adalah pendidikan terakhir beliau hanya sampai Sekolah Dasar saja. Tidak pernah saya bayangkan sebelumnya ada seorang lulusan SD yang bisa mengajar ratusan atau bahkan ribuan mahasiswa strata satu.

Harapan saya, semoga Abah Hamidin dianugerahi kesehatan dan umur yang panjang, agar ilmu-ilmu beliau dapat bermanfaat bagi semua orang. Keikhlasan beliau, pengabdian beliau terhadap ilmu pengetahuan, dan kerendahan hati beliau akan selalu bisa menjadi inspirasi bagi orang di sekitarnya.

Esok lusa, sehebat apapun dan sesukses apapun saya. Akan saya katakan dengan lantang bahwa “DUNIA HARUS BANYAK BELAJAR DARI ABAH HAMIDIN”.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosok Selengkapnya
Lihat Sosok Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun