Mohon tunggu...
Ahmad Rusdiana
Ahmad Rusdiana Mohon Tunggu... Penulis - Praktisi Pendidikan, Peneliti, Pengabdian Kepada Masyarakat-Pendiri Pembina Yayasan Pendidikan Al-Misbah Cipadung Bandung- Pendiri Pembina Yayasan Tresna Bhakti Cinyasag-Panawangan-Ciamis Jawa Barat
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Membaca dan Menulis Dengan Moto Belajar dan Mengabdi

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Meningkatkan Daya Saing Melalui Keterlibatan dan Pemberdayaan: Inspirasi bagi Talenta Muda Menuju Era Bonus Demografi 2030

22 Juni 2024   23:39 Diperbarui: 22 Juni 2024   23:43 65
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Meningkatkan Daya Saing Melalui Keterlibatan dan Pemberdayaan: Inspirasi bagi Talenta Muda Indonesia Menuju Era Bonus Demografi 2030

Oleh: Ahmad Rusdiana

Indonesia akan menghadapi era bonus demografi pada tahun 2030, yang ditandai dengan peningkatan jumlah penduduk usia produktif. Momen ini memberikan peluang besar bagi negara untuk memperkuat ekonomi melalui pengembangan talenta muda. Salah satu pendekatan yang dapat diadopsi untuk mempersiapkan talenta muda adalah penerapan prinsip Total Quality Management (TQM), khususnya elemen "Keterlibatan dan Pemberdayaan Karyawan." Menurut Goetsch dan Davis dalam Tatang & Rusdiana (2021), keterlibatan dan pemberdayaan karyawan adalah kunci sukses TQM. Artikel ini akan membahas bagaimana prinsip ini dapat meningkatkan kompetensi talenta muda Indonesia dalam menghadapi era bonus demografi. Mari kita breakdown satu persatu:

Pertama: Keterlibatan dalam Proses Pengambilan Keputusan; Keterlibatan karyawan dalam proses pengambilan keputusan sangat penting untuk menciptakan rasa memiliki dan tanggung jawab. Talenta muda harus diberi kesempatan untuk berpartisipasi dalam diskusi strategis dan operasional. Perusahaan dapat menerapkan kebijakan open-door, di mana setiap karyawan memiliki akses untuk menyampaikan ide dan masukan kepada manajemen. Selain itu, pembentukan tim kerja lintas fungsi dapat mendorong partisipasi aktif dalam pengambilan keputusan. Dengan keterlibatan yang lebih besar, talenta muda merasa dihargai dan lebih berkomitmen terhadap tujuan organisasi.

Kedua: Pemberdayaan untuk Kontribusi Nyata; Pemberdayaan berarti memberikan mereka kebebasan dan sumber daya yang diperlukan untuk melakukan pekerjaan mereka dengan efektif. Talenta muda harus diberdayakan untuk mengambil inisiatif dan membuat keputusan yang berdampak pada organisasi. Lembaga/Perusahaan dapat memberikan pelatihan dan pengembangan yang sesuai, serta mendelegasikan tanggung jawab yang signifikan kepada talenta muda. Misalnya, memberikan proyek mandiri atau peran kepemimpinan dalam tim kecil dapat meningkatkan kepercayaan diri dan kemampuan mereka. Pemberdayaan ini tidak hanya meningkatkan kompetensi individu tetapi juga memperkuat kinerja tim secara keseluruhan.

Ketiga: Membangun Budaya Kerja Kolaboratif; Budaya kerja kolaboratif adalah fondasi penting untuk keterlibatan dan pemberdayaan karyawan. Talenta muda harus merasa bahwa mereka adalah bagian dari tim yang lebih besar dengan tujuan bersama. Perusahaan dapat mendorong kolaborasi melalui kegiatan team-building, workshop, dan platform komunikasi internal yang efektif. Dengan membangun budaya kerja yang inklusif dan kolaboratif, talenta muda lebih mudah beradaptasi, berbagi pengetahuan, dan bekerja sama untuk mencapai tujuan organisasi. Budaya seperti ini juga mendorong inovasi dan kreativitas, yang sangat penting dalam era persaingan global.

Menghadapi era bonus demografi 2030, Indonesia perlu mempersiapkan talenta mudanya dengan pendekatan yang strategis dan terarah. Penerapan prinsip "Keterlibatan dan Pemberdayaan Karyawan" dalam TQM dapat menjadi salah satu cara efektif untuk meningkatkan kompetensi dan daya saing mereka. Melalui keterlibatan dalam proses pengambilan keputusan, pemberdayaan untuk kontribusi nyata, dan pembangunan budaya kerja kolaboratif, talenta muda Indonesia dapat berkembang menjadi tenaga kerja yang kompeten dan siap bersaing di pasar global. Dengan demikian, bonus demografi tidak hanya menjadi potensi tetapi juga kenyataan yang membawa manfaat besar bagi kemajuan bangsa. Wallahu

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun