Mohon tunggu...
Ahmad Rusdiana
Ahmad Rusdiana Mohon Tunggu... Penulis - Praktisi Pendidikan, Peneliti, Pengabdian Kepada Masyarakat-Pendiri Pembina Yayasan Pendidikan Al-Misbah Cipadung Bandung- Pendiri Pembina Yayasan Tresna Bhakti Cinyasag-Panawangan-Ciamis Jawa Barat
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Membaca dan Menulis Dengan Moto Belajar dan Mengabdi

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Membagi Tugas Besar Menjadi Bagian Kecil: Strategi Jitu Mengatasi Kebiasaan Menunda-nunda Pekerjaan

13 Juni 2024   15:26 Diperbarui: 13 Juni 2024   15:37 73
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: Kitalulus. Tersedia di kitalulus.com (dimodifikasi)

Membagi Tugas Besar Menjadi Bagian Kecil: Strategi Jitu Mengatasi Kebiasaan Menunda-nunda Pekerjaan dalam Menyonsong Era Bonus Demografi 2030

Oleh: Ahmad Rusdiana

Indonesia sedang bersiap menyongsong era bonus demografi pada tahun 2030, di mana jumlah penduduk usia produktif akan mencapai puncaknya. Momen ini menawarkan peluang besar untuk kemajuan ekonomi dan sosial. Namun, untuk memanfaatkan peluang ini, talenta muda harus mengatasi berbagai tantangan, salah satunya adalah kebiasaan menunda-nunda pekerjaan. 

Artikel ini membahas strategi efektif membagi tugas berdasarkan tujuan untuk membantu talenta muda mengembangkan kebiasaan produktif. Mari kita breakdown, satu persatu:  

Langkah Pertama: Membagi Tugas Besar Menjadi Bagian Kecil Berdasarkan Tujuan Harian Membagi tugas besar menjadi bagian-bagian kecil yang spesifik dan dapat dicapai setiap hari adalah langkah pertama yang penting. 

Tujuan harian ini harus realistis dan jelas, sehingga memungkinkan untuk melihat kemajuan secara langsung. Misalnya, daripada menetapkan tujuan untuk menyelesaikan sebuah proyek besar dalam satu minggu, pecah menjadi tugas-tugas harian seperti melakukan riset pada hari pertama, membuat kerangka pada hari kedua, dan seterusnya. Strategi ini membantu mengurangi rasa kewalahan dan membuat pekerjaan lebih mudah dikelola.

Langkah Kedua: Menetapkan Tujuan Mingguan yang Realistis Selain tujuan harian, menetapkan tujuan mingguan yang realistis juga penting. Tujuan ini harus mencakup apa yang ingin dicapai dalam minggu tersebut dan bagaimana setiap tugas harian berkontribusi terhadap pencapaian tujuan mingguan tersebut. 

Misalnya, jika tujuan mingguan adalah menyelesaikan bab pertama dari sebuah laporan, maka tugas harian bisa terdiri dari menulis dua halaman setiap hari. Dengan cara ini, setiap langkah kecil membawa kita lebih dekat ke tujuan besar.

Langkah Ketiga: Mengukur Kemajuan dan Tetap Termotivasi Setelah menetapkan tujuan harian dan mingguan, penting untuk mengukur kemajuan secara teratur. Evaluasi ini membantu kita tetap termotivasi dan mengetahui seberapa dekat kita dengan tujuan akhir. 

Katherine Glaser, seorang terapis, menyarankan bahwa melihat kemajuan kecil setiap hari dapat meningkatkan motivasi dan mencegah rasa kewalahan. Mencatat kemajuan harian dan mingguan dalam sebuah jurnal atau aplikasi dapat menjadi cara efektif untuk tetap fokus dan termotivasi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun