Mohon tunggu...
Ahmad Rusdiana
Ahmad Rusdiana Mohon Tunggu... Penulis - Praktisi Pendidikan, Peneliti, Pengabdian Kepada Masyarakat-Pendiri Pembina Yayasan Pendidikan Al-Misbah Cipadung Bandung- Pendiri Pembina Yayasan Tresna Bhakti Cinyasag-Panawangan-Ciamis Jawa Barat
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Membaca dan Menulis Dengan Moto Belajar dan Mengabdi

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Berani Mengatakan Tidak: Strategi Efektif Mencegah Toxic Friendship bagi Talenta Muda Menyongsong Bonus Demografi 2030

31 Mei 2024   06:46 Diperbarui: 31 Mei 2024   06:48 94
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: Remaja Perubahan, Tersedia di https://www.remajaperubahan.com/berani-berkata-tidak-untuk-sesuatu-yang haram

Berani Mengatakan Tidak: Strategi Efektif Mencegah Toxic Friendship bagi Talenta Muda dalam Menyongsong Bonus Demografi 2030

"Dan janganlah kamu mengikuti apa yang kamu tidak mempunyai pengetahuan tentangnya. Sesungguhnya pendengaran, penglihatan dan hati, semuanya akan dimintai pertanggung-jawabannya" (Al-Isra [17]:36).

Oleh: Ahmad Rusdiana

Indonesia akan segera memasuki era bonus demografi pada tahun 2030, di mana jumlah penduduk usia produktif akan mencapai puncaknya. Talenta muda, yang merupakan bagian integral dari populasi ini, memiliki peran penting dalam membangun masa depan bangsa. Namun, mereka juga rentan terhadap pengaruh pertemanan yang tidak sehat atau toxic friendship. Dalam perspektif psikologi Islam, memiliki keberanian untuk mengatakan tidak adalah salah satu strategi penting untuk mencegah toxic friendship dan menjaga integritas pribadi serta moral. Untuk lebih jelasnya yu kita breakdown, satu persatu:

Pertama: Pentingnya Sikap Asertif dalam Pertemanan Sikap asertif adalah kemampuan untuk mengungkapkan pikiran dan perasaan dengan tegas namun tetap menghormati orang lain. Dalam konteks pertemanan, sikap asertif membantu individu untuk menetapkan batasan yang jelas terhadap perilaku atau ajakan yang tidak sejalan dengan nilai-nilai pribadi dan ajaran Islam. Hal ini sejalan dengan hadis Nabi Muhammad SAW yang mengingatkan agar kita memperhatikan dengan siapa kita berteman (HR. Tirmidzi). Mahasiswa dan talenta muda perlu belajar untuk berani mengatakan tidak pada ajakan yang dapat merugikan diri mereka, baik secara akademis maupun moral.

Kedua: Menghindari Pengaruh Negatif dalam Lingkungan Pertemanan Toxic friendship sering kali melibatkan pengaruh negatif, seperti ajakan untuk melakukan hal-hal yang bertentangan dengan ajaran agama atau nilai-nilai pribadi. Misalnya, ajakan untuk terlibat dalam perilaku merusak seperti penyalahgunaan narkoba, pergaulan bebas, atau tindakan yang melanggar hukum. Dengan berani mengatakan tidak, talenta muda dapat menjaga diri mereka dari pengaruh negatif ini. Keberanian untuk menolak ajakan tersebut bukan hanya melindungi diri mereka, tetapi juga membantu menciptakan lingkungan pertemanan yang lebih sehat dan positif.

Ketiga: Menjaga Integritas Diri dan Mengembangkan Potensi Maksimal Menyongsong era bonus demografi, talenta muda harus mampu memaksimalkan potensi diri mereka untuk berkontribusi secara positif bagi masyarakat. Memiliki integritas yang kuat adalah kunci untuk mencapai hal ini. Dengan berani mengatakan tidak pada pertemanan yang tidak sehat, talenta muda dapat menjaga fokus mereka pada tujuan akademis dan profesional. Mereka dapat lebih berkonsentrasi pada pengembangan keterampilan dan pengetahuan yang akan bermanfaat bagi masa depan mereka dan bangsa. Sikap ini juga membantu mereka untuk membangun jaringan pertemanan yang saling mendukung dan menginspirasi.

Menghadapi era bonus demografi 2030, talenta muda Indonesia perlu dibekali dengan keterampilan sosial dan emosional yang kuat, termasuk keberanian untuk mengatakan tidak pada pertemanan yang tidak sehat. Sikap asertif dalam menolak ajakan yang tidak sesuai dengan nilai-nilai pribadi dan ajaran Islam sangat penting untuk menjaga integritas dan menghindari pengaruh negatif. Memahami pentingnya memilih teman yang baik dan memiliki keberanian untuk menolak toxic friendship adalah langkah penting dalam membangun kehidupan yang lebih bermakna dan produktif. Jangan Malu Untuk Mengatakan 'Saya Tidak Tahu' Bencana dalam agama ini adalah ketika orang bodoh atau tidak mengilmuinya berani berbicara atau berfatwa terkait agama. Betapa banyak perpecahan dan kesalahan yang turun temurun dikarenakan orang bodoh berfatwa. Allah SWT. berfirman: "Dan janganlah kamu mengikuti apa yang kamu tidak mempunyai pengetahuan tentangnya. Sesungguhnya pendengaran, penglihatan dan hati, semuanya akan dimintai pertanggung-jawabannya" (Al-Isra:36).

Dengan demikian, talenta muda dapat mengembangkan potensi maksimal mereka dan berkontribusi positif bagi masa depan bangsa.

Sikap asertif dalam menolak ajakan yang tidak sesuai dengan nilai-nilai pribadi dan ajaran Islam sangat penting untuk menjaga integritas dan menghindari pengaruh negatif.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun