Mohon tunggu...
Ahmad Rusdiana
Ahmad Rusdiana Mohon Tunggu... Penulis - Praktisi Pendidikan, Peneliti, Pengabdian Kepada Masyarakat-Pendiri Pembina Yayasan Pendidikan Al-Misbah Cipadung Bandung- Pendiri Pembina Yayasan Tresna Bhakti Cinyasag-Panawangan-Ciamis Jawa Barat
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Membaca dan Menulis Dengan Moto Belajar dan Mengabdi

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Menghadapi Era Bonus Demografi dengan Mengelola Pengaruh Toxic People dalam Meningkatkan Talenta Muda Indonesia

27 Mei 2024   10:19 Diperbarui: 27 Mei 2024   15:12 53
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: Kompas TV; tersedia di https://www.kompas.tv/klik360/209555/kenali-dan-waspada-pengaruh-si-toxic-people

Menghadapi Era Bonus Demografi dengan Mengelola Pengaruh Toxic People dalam Meningkatkan Talenta Muda Indonesia

Oleh: Ahmad Rusdiana

Indonesia akan menyongsong era bonus demografi pada tahun 2030 mendatang, yang mana populasi penduduk usia produktif akan mencapai puncaknya. Hal ini memberikan peluang besar bagi Indonesia untuk meningkatkan kemajuan ekonomi dan sosial. Namun, salah satu tantangan yang harus dihadapi adalah dampak dari keberadaan toxic people dalam lingkungan sosial dan profesional. Pengaruh dari teknologi di era metavers dapat membawa dampak perubahan cepat dan pemikiran seba instan. anak yang mengalami situasi sosial dengan perlakuan toxic people akan lebih memilih untuk berkomunikasi dengan teknologi. Keputusan tersebut dibangun atas rasa aman dan nyaman dalam diri pribadi individu. Kehadiran toxic people dapat menghambat perkembangan individu, terutama generasi muda yang merupakan aset penting dalam menghadapi era ini. Dalam konteks ini, penting untuk memahami ciri-ciri toxic people dan dampaknya, serta bagaimana teknologi dan inovasi, seperti metaverse, dapat membantu mengelola dan mengatasi pengaruh negatif tersebut (Stephenson Neal Stephanie, 1992).. Yu kita selisik satu persatau:

Pertama Ciri-ciri Toxic People; Ciri-ciri toxic people yang harus diwaspadai antara lain: 1) Tidak pernah bertanggung jawab: Mereka cenderung menghindari tanggung jawab atas tindakan mereka dan selalu menyalahkan orang lain. 2) Bertindak manipulatif: Mereka sering memanipulasi situasi dan orang lain untuk mencapai tujuan pribadi mereka. 3) Tidak pernah meminta maaf: Mereka tidak pernah mengakui kesalahan mereka dan enggan meminta maaf. 4) Bertindak menghakimi: Mereka sering menghakimi orang lain dengan keras dan tanpa alasan yang jelas. 5) Tidak pernah mendukung orang lain: Mereka tidak memberikan dukungan atau dorongan kepada orang lain. 6) Tidak konsisten: Mereka sering berubah-ubah dan tidak dapat diandalkan. 7) Tidak pernah mendengar orang lain: Mereka tidak mau mendengarkan pendapat atau perasaan orang lain. 8) Sering memotong pembicaraan orang lain: Mereka tidak menghargai percakapan dan sering menginterupsi. 9) Hanya ingin semua mata tertuju padanya: Mereka selalu ingin menjadi pusat perhatian.

Kedua: Dampak pada Pengembangan Talenta Muda; Keberadaan toxic people dalam lingkungan sosial atau profesional dapat menghambat perkembangan talenta muda. Mereka dapat menurunkan rasa percaya diri, mengurangi produktivitas, dan menghambat kreativitas serta critical thinking. Sebagai hasilnya, individu-individu muda menjadi kurang mampu mengenali kelebihan dan kekurangan diri mereka, yang pada gilirannya menghambat kemajuan pribadi dan profesional.

Ketiga: Peran Teknologi dan Metaverse; Peluncuran metaverse, sebagai evolusi dalam konektivitas sosial dan ruang virtual, membuka peluang baru untuk mengatasi pengaruh negatif toxic people. Metaverse memungkinkan individu untuk belajar dan berinteraksi dalam lingkungan virtual yang mendukung dan positif. Menurut Mark Zuckerberg, metaverse akan menjadi media sosial masa depan yang memungkinkan orang untuk terhubung dan berinteraksi dengan cara yang lebih bermakna. Teknologi ini dapat digunakan untuk menciptakan komunitas virtual yang sehat dan produktif, di mana toxic behavior dapat diminimalisir melalui moderasi yang baik dan algoritma yang dirancang untuk mendukung interaksi positif.

Pada akhirnya, menghadapi era bonus demografi, Indonesia harus mampu mengelola dampak negatif dari toxic people terhadap pengembangan talenta muda. Memahami ciri-ciri toxic people dan dampaknya adalah langkah awal yang penting. Selanjutnya, pemanfaatan teknologi dan inovasi seperti metaverse dapat menjadi solusi efektif untuk menciptakan lingkungan yang mendukung pertumbuhan dan perkembangan individu. Dengan demikian, Indonesia dapat memaksimalkan potensi bonus demografi untuk mencapai kemajuan ekonomi dan sosial yang signifikan pada tahun 2030 mendatang. Wallahu A'lam

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun