Mohon tunggu...
Ahmad Rusdiana
Ahmad Rusdiana Mohon Tunggu... Penulis - Praktisi Pendidikan, Peneliti, Pengabdian Kepada Masyarakat-Pendiri Pembina Yayasan Pendidikan Al-Misbah Cipadung Bandung- Pendiri Pembina Yayasan Tresna Bhakti Cinyasag-Panawangan-Ciamis Jawa Barat
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Membaca dan Menulis Dengan Moto Belajar dan Mengabdi

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Menyongsong Generasi Emas Indonesia Tahun 2025: Peran Guru Profesional dalam Implementasi Kurikulum Merdeka

18 Mei 2024   09:42 Diperbarui: 18 Mei 2024   10:00 416
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: podcast. tersedia dalam  https://open.noice.id/content/

Menyongsong Generasi Emas Indonesia Tahun 2045: Peran Guru Profesional dalam Implementasi Kurikulum Merdeka

Oleh Ahmad Rusdiana

Indonesia bercita-cita untuk menjadi negara yang berdaulat, maju, adil, dan makmur pada tahun 2045. Untuk mencapai cita-cita ini, terdapat empat pilar yang menjadi fondasi: pembangunan sumber daya manusia (SDM) dan penguasaan iptek, perkembangan ekonomi berkelanjutan, pemerataan pembangunan, serta ketahanan nasional dan tata kelola pemerintahan. Dalam konteks ini, peran guru profesional sangat krusial, terutama dalam implementasi Kurikulum Merdeka. Kurikulum ini dirancang untuk mempersiapkan generasi muda Indonesia menjadi pribadi yang berdaya saing tinggi dan adaptif terhadap perubahan zaman.

Pertama: Pembangunan SDM dan Penguasaan IPTEK; Pembangunan SDM berkualitas adalah fondasi utama untuk mencapai Indonesia Emas 2045. Guru profesional berperan dalam mencetak generasi yang memiliki kemampuan berpikir kritis, kreatif, komunikatif, dan kolaboratif. Kurikulum Merdeka menekankan pada pembelajaran yang berpusat pada siswa, di mana guru bertindak sebagai fasilitator yang membantu siswa menemukan dan mengembangkan potensinya. Melalui metode pembelajaran yang inovatif dan interaktif, guru dapat mendorong siswa untuk mengeksplorasi berbagai bidang ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK), serta mengembangkan keterampilan yang relevan dengan kebutuhan masa depan.

Kedua: Perkembangan Ekonomi Berkelanjutan; Perkembangan ekonomi berkelanjutan memerlukan sumber daya manusia yang tidak hanya terampil secara teknis, tetapi juga memiliki pemahaman yang mendalam tentang prinsip-prinsip ekonomi hijau dan keberlanjutan. Guru profesional diharapkan dapat mengintegrasikan konsep-konsep keberlanjutan dalam pembelajaran, sehingga siswa memahami pentingnya menjaga keseimbangan antara pembangunan ekonomi dan kelestarian lingkungan. Kurikulum Merdeka, dengan fleksibilitasnya, memberikan ruang bagi guru untuk memasukkan isu-isu global seperti perubahan iklim, energi terbarukan, dan ekonomi sirkular ke dalam mata pelajaran yang diajarkan, sehingga siswa siap berkontribusi pada pembangunan ekonomi yang berkelanjutan.

Ketiga: Pemerataan Pembangunan; Pemerataan pembangunan adalah kunci untuk memastikan bahwa seluruh warga negara Indonesia merasakan manfaat dari kemajuan yang dicapai. Guru profesional memiliki tanggung jawab untuk menjamin bahwa semua siswa, tanpa memandang latar belakang sosial, ekonomi, atau geografis, mendapatkan pendidikan yang berkualitas. Kurikulum Merdeka mendukung inklusivitas dan memberikan kesempatan belajar yang merata bagi semua siswa. Guru perlu mengadaptasi strategi pengajaran agar sesuai dengan kebutuhan beragam siswa, termasuk mereka yang memiliki kebutuhan khusus. Dengan demikian, pendidikan menjadi alat yang efektif untuk mengurangi kesenjangan sosial dan ekonomi di Indonesia.

Keempat: Ketahanan Nasional dan Tata Kelola Pemerintahan; Ketahanan nasional dan tata kelola pemerintahan yang baik memerlukan warga negara yang memiliki pemahaman yang baik tentang hak dan kewajiban mereka, serta mampu berpikir kritis dan bertindak etis. Guru profesional berperan dalam menanamkan nilai-nilai kebangsaan, demokrasi, dan integritas sejak dini melalui Kurikulum Merdeka. Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan, misalnya, harus diajarkan dengan cara yang menarik dan relevan, sehingga siswa tidak hanya memahami teori tetapi juga menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari. Guru juga perlu mendorong partisipasi siswa dalam kegiatan ekstrakurikuler yang mendukung pengembangan karakter dan kepemimpinan, sehingga mereka siap menjadi pemimpin masa depan yang bertanggung jawab dan berintegritas.

Peran guru profesional dalam implementasi Kurikulum Merdeka sangat penting untuk menyongsong Indonesia Emas 2045. Dengan fokus pada pembangunan SDM dan penguasaan IPTEK, perkembangan ekonomi berkelanjutan, pemerataan pembangunan, serta ketahanan nasional dan tata kelola pemerintahan, guru dapat membantu membentuk generasi yang siap menghadapi tantangan masa depan. Pendidikan yang berkualitas, inklusif, dan relevan adalah kunci untuk mencapai cita-cita dan impian Indonesia di tahun 2045. Wallahu A'lam Bishowab

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun