Mengoptimalkan Gaya Belajar Auditori: Panduan untuk Guru Milenial dalam Kurikulum Merdeka
Oleh Ahmad Rusdiana
Gaya belajar auditori adalah salah satu modalitas belajar di mana individu menyerap dan memahami informasi terbaik melalui pendengaran. Menurut DePorter (2000), siswa dengan gaya belajar ini lebih mudah memahami materi melalui diskusi, ceramah, atau audio pembelajaran. Dalam konteks Kurikulum Merdeka, penting bagi guru untuk memahami dan mengakomodasi gaya belajar auditori ini untuk memastikan bahwa semua siswa mendapatkan pengalaman belajar yang optimal. Gaya belajar auditori dapat diperkaya dengan berbagai metode seperti diskusi kelompok, debat, dan presentasi verbal. Untuk mengenal lebih jauh tentang Gaya Belajar Auditori, ikuti pemuturan dibawah:
Pertama: Tujuan; Tujuan utama dari memahami dan mengimplementasikan gaya belajar auditori dalam Kurikulum Merdeka adalah untuk menciptakan lingkungan belajar yang inklusif dan responsif terhadap kebutuhan setiap siswa. Dengan demikian, setiap siswa, termasuk yang memiliki gaya belajar auditori, dapat mencapai potensi maksimal mereka. Guru diharapkan dapat menciptakan strategi pembelajaran yang memanfaatkan kekuatan auditori siswa, sehingga mereka dapat lebih mudah memahami dan mengingat informasi.
Kedua: Ciri-Ciri Pembelajar Auditori; Pembelajar auditori memiliki beberapa ciri khas, di antaranya: 1) Mereka suka berbicara dan mendengarkan. 2) Mereka memiliki daya ingat yang baik terhadap suara, nada, dan ritme.3) Mereka sering mengulangi atau mengucapkan informasi.4) Mereka lebih mudah memahami informasi yang disampaikan secara lisan daripada tertulis.5) Mereka lebih suka belajar dengan berdiskusi atau berkolaborasi.
Ketiga: Tips Belajar untuk Pembelajar Auditori; Untuk memaksimalkan potensi pembelajar auditori, beberapa tips yang dapat diterapkan adalah: 1) Menggunakan rekaman suara, podcast, atau audiobook untuk mendengarkan informasi. 2) Membuat lagu, puisi, atau rap dari materi yang dipelajari. 3) Mendiskusikan, menjelaskan, atau mengajarkan materi kepada orang lain. 4) Mendengarkan musik atau suara alam yang menenangkan saat belajar. 5) Mengucapkan informasi dalam bentuk pertanyaan atau jawaban di kepala.
Keempat: Modalitas Belajar Anak dengan Gaya Belajar Auditori; Modalitas belajar anak dengan gaya belajar auditori sangat dipengaruhi oleh kemampuan mereka untuk mendengar dan memproses informasi secara lisan. Mereka cenderung lebih berhasil dalam tugas-tugas yang melibatkan mendengarkan, seperti ceramah, diskusi, dan mendengarkan rekaman. Dalam konteks Kurikulum Merdeka, guru perlu memperhatikan modalitas ini dengan menyediakan materi pembelajaran yang bisa didengar, serta menciptakan lingkungan yang kondusif untuk diskusi dan interaksi verbal.
Kelima: Strategi Pembelajaran untuk Anak dengan Gaya Belajar Auditori; Strategi pembelajaran yang efektif untuk anak dengan gaya belajar auditori meliputi:1) Menerapkan diskusi kelompok yang memungkinkan siswa berbicara dan mendengarkan satu sama lain. 2) Menggunakan teknik pengajaran berbasis audio, seperti ceramah dan podcast.3) Menyediakan rekaman materi pelajaran yang dapat didengarkan kembali oleh siswa. 4) Mendorong siswa untuk membuat catatan dalam bentuk audio atau merekam penjelasan mereka sendiri. 5) Mengadakan presentasi verbal yang memungkinkan siswa untuk mengekspresikan pemahaman mereka melalui kata-kata.
Dalam implementasi Kurikulum Merdeka, penting bagi guru profesional untuk memahami dan mengakomodasi berbagai gaya belajar, termasuk gaya belajar auditori. Guru harus berperan aktif dalam menciptakan lingkungan belajar yang inklusif, menggunakan berbagai strategi yang sesuai untuk memenuhi kebutuhan setiap siswa. Dengan memahami ciri-ciri pembelajar auditori dan menerapkan strategi pembelajaran yang sesuai, guru dapat membantu siswa auditori mencapai potensi maksimal mereka. Pendekatan ini tidak hanya membantu siswa dalam memahami materi pelajaran dengan lebih baik, tetapi juga mempersiapkan mereka untuk menjadi pembelajar sepanjang hayat yang mampu beradaptasi dengan berbagai situasi dan tantangan. Dalam konteks Merdeka Belajar, guru dituntut untuk menjadi fasilitator yang fleksibel dan kreatif, mampu menggabungkan berbagai metode dan media pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan yang lebih inklusif dan efektif. Wallahu A'lam Bishowab.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI