Membangun Kemandirian Kaum Milenial (Bagian III): Melalui Hak untuk Keselamatan dan Kebahagiaan Menurut Ki Hajar Dewantara
Oleh: Ahmad Rudiana
Fatwa "Hak untuk Keselamatan dan Kebahagiaan Menurut Ki Hajar Dewantara". Berdasarkan asas Tamansiswa, yang menjadi syarat hidup merdeka berdasarkan pada ajaran agama, bahwa bagi Tuhan semua manusia itu pada dasarnya sama; sama haknya dan sama kewajibannya.Â
Sama haknya mengatur hidupnya serta sama haknya menjaIankan kewajiban kemanusiaan, untuk mengejar keselamatan hidup lahir dan bahagia daIam hidup batinnya. Jangan kita hanya mengejar keselamatan lahir, dan jangan pula hanya mengejar kebahagiaan hidup batin.
Pada bagian ini, kita akan membahas makna dan relevansi fatwa "Hak Diri untuk Menuntut Salam dan Bahagia" dalam konteks pendidikan kaum milenial di era Globalisasi 5.0, dengan mempertimbangkan prinsip-prinsip Tamansiswa yang diajarkan oleh Ki Hajar Dewantara.
Pertama: Menjadi Syarat Hidup Merdeka Berdasarkan pada Ajaran Agama: Konsep kemandirian dalam pendidikan kaum milenial perlu dibangun atas dasar penghargaan terhadap nilai-nilai agama dan kemanusiaan. Dalam konteks era Globalisasi 5.0, di mana pluralitas budaya dan agama semakin terlihat, pemahaman akan keberagaman ini menjadi kunci untuk menciptakan masyarakat yang inklusif dan toleran.Â
Melalui pemahaman bahwa semua manusia memiliki hak yang sama dalam menjalankan kewajiban kemanusiaan, pendidikan dapat membantu kaum milenial membangun sikap empati, toleransi, dan penghargaan terhadap keberagaman, yang merupakan aspek penting dalam membangun hubungan yang harmonis dalam masyarakat global yang semakin terhubung.
Kedua: Bagi Tuhan Semua Manusia itu Pada Dasarnya Sama Haknya dan Sama Kewajibannya: Konsep kesetaraan hak dan kewajiban yang diajarkan oleh Ki Hajar Dewantara relevan dalam konteks globalisasi saat ini di mana kesenjangan sosial dan ekonomi masih menjadi tantangan besar.Â
Pendidikan kaum milenial perlu mengajarkan bahwa setiap individu memiliki hak yang sama untuk mendapatkan kesempatan pendidikan, pekerjaan, dan kesejahteraan, tanpa memandang latar belakang sosial atau ekonomi mereka.Â
Dalam era di mana teknologi telah menjadi kekuatan pengubah, pendidikan juga harus memberikan akses yang sama terhadap teknologi dan informasi, sehingga semua individu memiliki kesempatan yang sama untuk berkembang dan berkontribusi dalam masyarakat global yang berbasis pengetahuan.
Ketiga:Mengejar Keselamatan Hidup Lahir dan Bahagia dalam Hidup Batin: Pendidikan kaum milenial di era Globalisasi 5.0 perlu fokus pada pengembangan keselamatan dan kesejahteraan secara holistik, baik secara fisik maupun mental.Â
Di tengah tekanan dan tuntutan yang semakin kompleks, pendidikan harus mengajarkan kaum milenial tentang pentingnya menjaga keseimbangan antara kesuksesan material dan kebahagiaan batin. Selain itu, pendidikan juga harus memperkuat keterampilan kepribadian seperti ketahanan mental, emosi, dan spiritual, sehingga kaum milenial dapat menghadapi tantangan hidup dengan lebih baik dan mencapai kebahagiaan yang sejati.
Dengan demikian, fatwa "Hak Diri untuk Menuntut Salam dan Bahagia" Ki Hajar Dewantara tidak hanya relevan dalam konteks pendidikan kaum milenial, tetapi juga memiliki makna yang mendalam dalam membentuk karakter dan sikap hidup yang positif dalam era Globalisasi 5.0.
Pesan edukasi bagi kaun milenial Berdayakan Diri Sendiri: Sadari bahwa kamu memiliki potensi besar untuk meraih impianmu. Manfaatkan kreativitas, kecerdasan, dan semangatmu untuk meraih kesuksesan dalam berbagai bidang kehidupan.
Jadilah Pembelajar Seumur Hidup: Dunia terus berubah dengan cepat. Jadilah pembelajar yang aktif dan terus terbuka untuk memperluas pengetahuanmu. Manfaatkan teknologi dan sumber daya yang ada untuk terus mengembangkan diri.
Bersikaplah Empatis: Dunia ini penuh dengan keragaman. Berusahalah untuk memahami dan menghargai perbedaan orang lain. Bersikaplah empatik dan peduli terhadap kebutuhan dan perasaan orang di sekitarmu.
Ambil Bagian dalam Membangun Komunitas: Berkontribusilah secara positif dalam masyarakatmu. Bergabunglah dengan kegiatan sosial atau relawan untuk membantu mereka yang membutuhkan. Bersama-sama, kita dapat menciptakan perubahan yang positif.
Jaga Keseimbangan Hidup: Kesehatan fisik dan mentalmu adalah aset yang berharga. Berusahalah untuk menjaga keseimbangan antara pekerjaan, waktu luang, dan perawatan diri. Istirahat yang cukup, olahraga, dan menjaga hubungan sosial yang baik adalah kunci untuk kesejahteraanmu.
Berani Menghadapi Tantangan: Hidup ini penuh dengan tantangan dan rintangan. Jadilah orang yang berani menghadapi tantangan tersebut dengan tekad dan keberanian. Percayalah pada dirimu sendiri dan jangan pernah menyerah dalam mengejar impianmu.
Berkembanglah sebagai Pemimpin: Setiap dari kita memiliki potensi untuk menjadi pemimpin di bidangnya masing-masing. Teruslah mengembangkan keterampilan kepemimpinanmu dan manfaatkan kesempatan untuk memimpin dengan integritas, keberanian, dan kepemimpinan yang menginspirasi.
Dengan mempraktikkan nilai-nilai ini dalam kehidupan sehari-hari, kaum milenial dapat menjadi generasi yang tangguh, berdaya, dan mampu menciptakan perubahan positif dalam dunia yang terus berubah. Wallahu A'lam.
Bersambung ke Membangun Kemandirian Kaum Milenial (Bagian IV)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H