Mohon tunggu...
Ahmad Rusdiana
Ahmad Rusdiana Mohon Tunggu... Penulis - Praktisi Pendidikan, Peneliti, Pengabdian Kepada Masyarakat-Pendiri Pembina Yayasan Pendidikan Al-Misbah Cipadung Bandung- Pendiri Pembina Yayasan Tresna Bhakti Cinyasag-Panawangan-Ciamis Jawa Barat
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Membaca dan Menulis Dengan Moto Belajar dan Mengabdi

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Membangun Kemandirian Kaum Milenial (Bagian III): Melalui Hak untuk Keselamatan dan Kebahagian

9 Mei 2024   02:34 Diperbarui: 9 Mei 2024   09:29 96
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: Sumber https://www.detik.com/edu/detikpedia/d-5804337/kisah-ki-hajar-dewantara-pahlawan-pendidikan-yang-bikin-marah-penjajah

Membangun Kemandirian Kaum Milenial (Bagian III): Melalui Hak untuk Keselamatan dan Kebahagiaan Menurut Ki Hajar Dewantara

Oleh: Ahmad Rudiana

Fatwa "Hak untuk Keselamatan dan Kebahagiaan Menurut Ki Hajar Dewantara". Berdasarkan asas Tamansiswa, yang menjadi syarat hidup merdeka berdasarkan pada ajaran agama, bahwa bagi Tuhan semua manusia itu pada dasarnya sama; sama haknya dan sama kewajibannya. 

Sama haknya mengatur hidupnya serta sama haknya menjaIankan kewajiban kemanusiaan, untuk mengejar keselamatan hidup lahir dan bahagia daIam hidup batinnya. Jangan kita hanya mengejar keselamatan lahir, dan jangan pula hanya mengejar kebahagiaan hidup batin.

Pada bagian ini, kita akan membahas makna dan relevansi fatwa "Hak Diri untuk Menuntut Salam dan Bahagia" dalam konteks pendidikan kaum milenial di era Globalisasi 5.0, dengan mempertimbangkan prinsip-prinsip Tamansiswa yang diajarkan oleh Ki Hajar Dewantara.

Pertama: Menjadi Syarat Hidup Merdeka Berdasarkan pada Ajaran Agama: Konsep kemandirian dalam pendidikan kaum milenial perlu dibangun atas dasar penghargaan terhadap nilai-nilai agama dan kemanusiaan. Dalam konteks era Globalisasi 5.0, di mana pluralitas budaya dan agama semakin terlihat, pemahaman akan keberagaman ini menjadi kunci untuk menciptakan masyarakat yang inklusif dan toleran. 

Melalui pemahaman bahwa semua manusia memiliki hak yang sama dalam menjalankan kewajiban kemanusiaan, pendidikan dapat membantu kaum milenial membangun sikap empati, toleransi, dan penghargaan terhadap keberagaman, yang merupakan aspek penting dalam membangun hubungan yang harmonis dalam masyarakat global yang semakin terhubung.

Kedua: Bagi Tuhan Semua Manusia itu Pada Dasarnya Sama Haknya dan Sama Kewajibannya: Konsep kesetaraan hak dan kewajiban yang diajarkan oleh Ki Hajar Dewantara relevan dalam konteks globalisasi saat ini di mana kesenjangan sosial dan ekonomi masih menjadi tantangan besar. 

Pendidikan kaum milenial perlu mengajarkan bahwa setiap individu memiliki hak yang sama untuk mendapatkan kesempatan pendidikan, pekerjaan, dan kesejahteraan, tanpa memandang latar belakang sosial atau ekonomi mereka. 

Dalam era di mana teknologi telah menjadi kekuatan pengubah, pendidikan juga harus memberikan akses yang sama terhadap teknologi dan informasi, sehingga semua individu memiliki kesempatan yang sama untuk berkembang dan berkontribusi dalam masyarakat global yang berbasis pengetahuan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun