Sushi telah lama dikenal sebagai salah satu makanan khas Jepang yang mendunia. Dengan kombinasi nasi yang pulen, ikan segar, dan pelengkap seperti kecap asin, wasabi, serta acar jahe, makanan ini menjadi favorit banyak orang. Selain rasanya yang lezat, sushi juga sering dianggap sebagai makanan sehat karena kaya akan nutrisi, seperti protein dari ikan, vitamin dari sayuran, dan karbohidrat dari nasi.
Namun, di balik popularitas dan kandungan gizinya, konsumsi sushi, khususnya yang menggunakan ikan mentah, kerap menjadi sorotan. Proses penyajian ikan mentah yang langsung dikonsumsi tanpa dimasak memunculkan kekhawatiran akan potensi gangguan kesehatan. Terlebih, jika sushi dikonsumsi terlalu sering, risiko ini dapat meningkat. Oleh karena itu, penting untuk memahami berbagai dampak negatif yang mungkin timbul dari kebiasaan mengonsumsi sushi secara berlebihan.
Lantas, apa saja bahaya yang bisa mengintai dari konsumsi sushi secara terus-menerus? Mari kita telusuri lebih jauh.
Risiko Keracunan Merkuri dan Zat Lainnya
Salah satu risiko kesehatan utama dari konsumsi sushi adalah paparan merkuri, terutama dari jenis ikan tertentu yang sering digunakan sebagai bahan utama sushi. Ikan besar seperti tuna, swordfish (ikan pedang), dan mackerel (ikan tenggiri) merupakan predator di puncak rantai makanan laut. Sebagai akibat dari polusi laut, ikan-ikan ini cenderung mengakumulasi merkuri dalam jaringan tubuh mereka melalui proses yang dikenal sebagai bioakumulasi.
Merkuri adalah logam berat berbahaya yang tidak mudah dikeluarkan dari tubuh manusia. Ketika seseorang mengonsumsi ikan yang mengandung merkuri, logam ini dapat menumpuk dalam tubuh, terutama jika konsumsi dilakukan dalam jumlah besar atau sering. Akumulasi merkuri dalam tubuh dapat memicu berbagai gangguan kesehatan, terutama pada sistem saraf pusat. Gejala yang mungkin timbul akibat keracunan merkuri meliputi:
- Gangguan Kognitif: Seperti kesulitan berkonsentrasi, kehilangan ingatan, atau penurunan kemampuan belajar.
- Neuropati Perifer: Ditandai dengan sensasi kesemutan atau mati rasa pada tangan dan kaki.
- Masalah Perkembangan pada Anak: Pada ibu hamil, paparan merkuri dapat memengaruhi perkembangan otak dan sistem saraf janin, yang berpotensi menyebabkan gangguan tumbuh kembang.
Selain itu, merkuri juga dapat merusak ginjal dan mengganggu fungsi organ lainnya. Oleh karena itu, meskipun sushi mengandung banyak manfaat gizi, penting untuk membatasi konsumsi ikan yang diketahui memiliki kadar merkuri tinggi. Sebagai langkah pencegahan, konsumen dapat memilih jenis ikan lain yang lebih rendah kandungan merkurinya, seperti salmon, udang, atau scallop.
Rendahnya Serat dan Tingginya Karbohidrat Olahan
Nasi putih yang digunakan sebagai bahan utama dalam sushi adalah karbohidrat olahan, yang telah mengalami proses penghilangan serat, vitamin, dan mineral selama pemrosesan. Meskipun nasi putih memberikan tekstur yang lembut dan rasa yang netral, konsumsi berlebih dapat berdampak negatif pada kesehatan. Berikut penjelasan mengenai risiko yang ditimbulkan:
1. Rendah Serat