Mohon tunggu...
Ahmad Faizal Abidin
Ahmad Faizal Abidin Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Sebagai seorang mahasiswa yang selalu berusaha memberikan hal-hal bermanfaat untuk semua orang, saya senang berbagi ide dan inspirasi dalam berbagai bentuk. Mulai dari artikel mendalam, opini yang membuka wawasan, puisi yang penuh makna, hingga cerpen yang menghibur dan humor yang segar. Setiap karya yang saya hasilkan bertujuan untuk memberi nilai tambah, memperkaya pengetahuan, dan menghadirkan senyuman di tengah rutinitas sehari-hari. Melalui tulisan, saya berharap bisa membangun jembatan pemahaman dan mendorong kreativitas, baik untuk diri sendiri maupun orang lain.

Selanjutnya

Tutup

Worklife Pilihan

Lembur Produktif? Ini Caranya! Tetap Semangat Meski Bekerja Lebih Lama

19 Oktober 2024   15:34 Diperbarui: 19 Oktober 2024   15:38 105
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
midjourney.com/Pinterest.com

Pendahuluan

Lembur seringkali dianggap sebagai bagian tak terhindarkan dalam dunia kerja modern, di mana tuntutan untuk mencapai target dan menyelesaikan proyek sering kali mengharuskan karyawan untuk bekerja di luar jam kerja biasa. Meskipun lembur dapat memberikan kesempatan untuk menyelesaikan tugas yang tertunda atau mempersiapkan presentasi penting, banyak orang merasa bahwa lembur justru mengurangi produktivitas dan semangat kerja. Ketika waktu lembur menjadi rutin, bukan hanya kesehatan fisik dan mental yang terpengaruh, tetapi juga kualitas pekerjaan yang dihasilkan. Oleh karena itu, penting untuk mencari cara agar lembur tidak menjadi beban, melainkan waktu yang produktif. Dengan pendekatan yang tepat, lembur dapat dimanfaatkan sebagai kesempatan untuk meningkatkan kinerja, memperdalam pemahaman terhadap tugas, dan bahkan memperkuat kolaborasi antar rekan kerja. Dalam artikel ini, kita akan membahas beberapa strategi yang dapat diterapkan untuk menjadikan waktu lembur sebagai momen yang produktif dan memotivasi.

Memahami Penyebab Lembur Kurang Optimal 

Sebelum mencari solusinya, mari kita pahami terlebih dahulu mengapa lembur seringkali kurang optimal. Beberapa faktor yang umum ditemui antara lain: 

1. Kelelahan

Setelah seharian bekerja, energi yang tersisa seringkali sudah terkuras habis. Aktivitas di tempat kerja---mulai dari menyelesaikan tugas, menghadiri rapat, hingga berinteraksi dengan rekan kerja---membutuhkan konsentrasi dan stamina yang tinggi. Ketika hari kerja berakhir, tubuh dan pikiran memerlukan waktu untuk beristirahat dan memulihkan diri. Namun, saat lembur menjadi tambahan beban, hal ini dapat memperburuk kelelahan yang sudah ada.

Lembur tidak hanya memaksa karyawan untuk terus bekerja meskipun energi sudah menipis, tetapi juga dapat menyebabkan stres dan tekanan mental. Pikiran yang sebelumnya fokus pada tugas yang telah diselesaikan kini harus kembali dialihkan untuk menyelesaikan pekerjaan tambahan. Hal ini bisa menciptakan perasaan cemas dan tertekan, yang pada gilirannya mengurangi produktivitas. Kelelahan fisik dan mental yang berkepanjangan juga dapat berakibat pada kesehatan jangka panjang, seperti meningkatkan risiko gangguan tidur, masalah kesehatan, dan menurunkan kualitas hidup secara keseluruhan.

Selain itu, lembur yang tidak terencana dengan baik dapat mengganggu keseimbangan antara kehidupan kerja dan kehidupan pribadi. Waktu yang seharusnya digunakan untuk bersantai, berkumpul dengan keluarga, atau menjalani hobi menjadi terampas, sehingga meningkatkan perasaan frustrasi dan kehilangan motivasi. Oleh karena itu, penting untuk mencari cara agar lembur dapat diatur dengan lebih baik, sehingga tidak lagi menjadi beban, melainkan dapat memberikan nilai tambah dan meningkatkan semangat kerja.

2. Kurangnya Fokus

Konsentrasi yang menurun akibat kelelahan atau stres dapat memiliki dampak signifikan pada efektivitas pekerjaan. Ketika pikiran tidak fokus, proses pengambilan keputusan dan penyelesaian tugas menjadi terhambat. Hal ini membuat pekerjaan menjadi lebih lambat, karena karyawan mungkin perlu menghabiskan lebih banyak waktu untuk memahami instruksi, memeriksa detail, atau melakukan tugas yang sebelumnya dapat diselesaikan dengan mudah.

Selain itu, menurunnya konsentrasi juga meningkatkan risiko kesalahan. Ketika seseorang merasa lelah atau tertekan, kemampuan mereka untuk memperhatikan detail kecil menjadi berkurang. Kesalahan yang sepele, seperti typo dalam dokumen atau keliru dalam melakukan perhitungan, dapat terjadi lebih sering. Kesalahan ini tidak hanya berdampak pada hasil akhir, tetapi juga dapat memerlukan waktu tambahan untuk diperbaiki, yang pada akhirnya mengarah pada penurunan produktivitas secara keseluruhan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun