Mohon tunggu...
Ahmad Faizal Abidin
Ahmad Faizal Abidin Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Sebagai seorang mahasiswa yang selalu berusaha memberikan hal-hal bermanfaat untuk semua orang, saya senang berbagi ide dan inspirasi dalam berbagai bentuk. Mulai dari artikel mendalam, opini yang membuka wawasan, puisi yang penuh makna, hingga cerpen yang menghibur dan humor yang segar. Setiap karya yang saya hasilkan bertujuan untuk memberi nilai tambah, memperkaya pengetahuan, dan menghadirkan senyuman di tengah rutinitas sehari-hari. Melalui tulisan, saya berharap bisa membangun jembatan pemahaman dan mendorong kreativitas, baik untuk diri sendiri maupun orang lain.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Kurikulum Merdeka: Menuju Kurikulum Nasional yang Berpihak pada Murid

20 Maret 2024   09:19 Diperbarui: 20 Maret 2024   09:22 445
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kendala dan Solusi 

Pinterest.com/gettyimages 
Pinterest.com/gettyimages 

Terdapat beberapa kendala yang dihadapi dalam penerapan Kurikulum Merdeka, di antaranya adalah:

1. Keterbatasan Pemahaman Guru menjadi kendala dalam penerapan Kurikulum Merdeka. Masih ada sejumlah guru yang belum memiliki pemahaman yang mendalam dan menyeluruh mengenai konsep serta implementasi Kurikulum Merdeka. Situasi ini dapat menjadi penghambat dalam mencapai efektivitas pengajaran dan pembelajaran yang sesuai dengan prinsip-prinsip yang diusung oleh kurikulum ini. Guru yang tidak sepenuhnya memahami konsep Kurikulum Merdeka mungkin mengalami kesulitan dalam merancang pembelajaran yang relevan dan bermakna bagi peserta didik. Mereka mungkin cenderung tetap menggunakan metode pengajaran yang tradisional atau kurang mengintegrasikan pendekatan baru yang diusulkan oleh Kurikulum Merdeka, seperti pembelajaran berbasis proyek atau penekanan pada pengembangan karakter.

Keterbatasan pemahaman ini juga dapat memengaruhi kemampuan guru dalam mengevaluasi dan mengukur kemajuan peserta didik sesuai dengan pendekatan asesmen yang diusulkan oleh Kurikulum Merdeka. Tanpa pemahaman yang memadai, guru mungkin akan kesulitan menyesuaikan pendekatan evaluasi mereka dengan konsep pembelajaran yang diajarkan. Untuk mengatasi keterbatasan pemahaman ini, diperlukan upaya yang terarah dan berkelanjutan dalam memberikan pelatihan dan pendampingan kepada guru. Pelatihan yang mendalam tentang konsep, prinsip, dan strategi implementasi Kurikulum Merdeka dapat membantu guru meningkatkan pemahaman mereka dan mengembangkan keterampilan yang diperlukan untuk mengimplementasikannya dengan efektif dalam praktik kelas mereka. Selain itu, pendekatan pembelajaran berbasis kolaborasi antar-guru juga dapat membantu dalam memperkuat pemahaman mereka melalui pertukaran pengalaman dan praktik terbaik. Dengan demikian, diharapkan keterbatasan pemahaman guru dapat teratasi dan penerapan Kurikulum Merdeka dapat berjalan lebih lancar dan efektif dalam konteks pendidikan di Indonesia.

2. Kendala terkait Ketersediaan Sarana dan Prasarana menjadi tantangan dalam penerapan Kurikulum Merdeka di beberapa sekolah. Beberapa sekolah mengalami kesulitan dalam menyediakan sarana dan prasarana yang memadai untuk mendukung pelaksanaan pembelajaran berbasis projek. Sarana dan prasarana yang memadai sangatlah penting untuk menunjang kegiatan pembelajaran yang interaktif, kreatif, dan relevan dengan kehidupan nyata. Sarana yang diperlukan dalam pembelajaran berbasis projek antara lain termasuk ruang kelas yang memadai dan fleksibel, peralatan teknologi informasi dan komunikasi (TIK), perpustakaan dengan koleksi yang relevan, laboratorium untuk praktikum, serta area atau fasilitas outdoor untuk kegiatan lapangan. Prasarana yang memadai meliputi sumber daya manusia yang terampil dan terlatih, seperti tenaga pendidik dan tenaga kependidikan yang mampu mendukung kegiatan pembelajaran berbasis projek.

Keterbatasan sarana dan prasarana dapat menghambat pelaksanaan pembelajaran berbasis projek secara optimal. Sekolah yang kurang dilengkapi dengan sarana dan prasarana yang memadai mungkin akan kesulitan untuk menyelenggarakan kegiatan pembelajaran yang interaktif dan kreatif. Hal ini dapat berdampak pada kualitas pembelajaran yang diberikan kepada peserta didik serta menghambat tercapainya tujuan pembelajaran yang diinginkan. Untuk mengatasi kendala ini, perlu dilakukan upaya untuk meningkatkan ketersediaan dan aksesibilitas sarana dan prasarana pendidikan. Ini dapat dilakukan melalui pengalokasian anggaran yang memadai untuk pembangunan dan pemeliharaan infrastruktur pendidikan, termasuk penyediaan peralatan dan fasilitas yang diperlukan. Selain itu, kerja sama antara pemerintah, sekolah, masyarakat, dan pihak swasta juga dapat menjadi solusi untuk meningkatkan ketersediaan sarana dan prasarana pendidikan secara efektif dan berkelanjutan. Dengan demikian, diharapkan ketersediaan sarana dan prasarana yang memadai dapat mendukung pelaksanaan pembelajaran berbasis projek dan meningkatkan mutu pendidikan secara keseluruhan.

3. Terdapat perhatian yang besar terhadap Beban Kerja Guru dalam konteks penerapan Kurikulum Merdeka. Kekhawatiran muncul terkait potensi peningkatan beban kerja guru dalam merancang proyek pembelajaran dan melaksanakan penilaian terhadap peserta didik. Pembelajaran berbasis projek menuntut persiapan yang lebih intensif dan penilaian yang berkelanjutan, sehingga dapat memberikan tekanan tambahan bagi guru yang telah memiliki beban kerja yang padat. Dalam pembelajaran berbasis projek, guru harus meluangkan waktu dan usaha yang lebih besar dalam perencanaan dan persiapan pembelajaran, termasuk merancang proyek-proyek yang relevan, menyiapkan bahan-bahan dan sumber daya yang diperlukan, serta mengorganisir kegiatan pembelajaran. Proses ini membutuhkan waktu dan energi tambahan yang mungkin dapat mengakibatkan peningkatan beban kerja guru.

Selain itu, dalam pembelajaran berbasis projek, guru juga diharapkan untuk melakukan penilaian yang berkelanjutan terhadap kemajuan peserta didik selama proses pembelajaran. Hal ini melibatkan penilaian formatif yang terus-menerus serta penilaian sumatif pada akhir proyek. Penilaian yang berkelanjutan ini memerlukan pengumpulan data, analisis, dan umpan balik yang cermat, yang semuanya membutuhkan waktu dan usaha tambahan dari guru. Untuk mengatasi kekhawatiran akan peningkatan beban kerja guru, perlu dilakukan berbagai upaya, seperti penyediaan pelatihan dan dukungan yang memadai bagi guru dalam merancang dan melaksanakan pembelajaran berbasis projek, serta pengembangan alat bantu dan sumber daya yang dapat mempermudah proses penilaian. Selain itu, perlu juga dilakukan peninjauan terhadap tugas-tugas tambahan yang diberikan kepada guru untuk memastikan bahwa beban kerja mereka tetap dalam batas yang dapat dikelola dengan baik. Dengan demikian, diharapkan kekhawatiran akan peningkatan beban kerja guru dapat diatasi sehingga penerapan Kurikulum Merdeka dapat berjalan dengan lancar dan efektif.

Kendala-kendala tersebut perlu diatasi melalui berbagai upaya, seperti pelatihan dan pendampingan bagi guru untuk memahami secara mendalam konsep Kurikulum Merdeka, pengalokasian anggaran untuk peningkatan sarana dan prasarana sekolah, serta pengembangan strategi manajemen waktu bagi guru guna mengurangi beban kerja yang berlebihan. Dengan demikian, diharapkan penerapan Kurikulum Merdeka dapat berjalan dengan lebih lancar dan efektif, sehingga tujuan pembelajaran yang diinginkan dapat tercapai dengan optimal.

Untuk mengatasi kendala tersebut, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) terus melakukan berbagai upaya, di antaranya:

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun