Mohon tunggu...
Ahmad Faizal Abidin
Ahmad Faizal Abidin Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Sebagai seorang mahasiswa yang selalu berusaha memberikan hal-hal bermanfaat untuk semua orang, saya senang berbagi ide dan inspirasi dalam berbagai bentuk. Mulai dari artikel mendalam, opini yang membuka wawasan, puisi yang penuh makna, hingga cerpen yang menghibur dan humor yang segar. Setiap karya yang saya hasilkan bertujuan untuk memberi nilai tambah, memperkaya pengetahuan, dan menghadirkan senyuman di tengah rutinitas sehari-hari. Melalui tulisan, saya berharap bisa membangun jembatan pemahaman dan mendorong kreativitas, baik untuk diri sendiri maupun orang lain.

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Presiden Jokowi Resmikan Pabrik Minyak Makan Merah: Dorong Hilirisasi dan Berdayakan Petani Sawit

18 Maret 2024   07:00 Diperbarui: 18 Maret 2024   07:20 155
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Jokowi resmikan Pabrik Minyak Makan Merah (Foto: Instagram @Jokowi/Kris - Biro Pers Sekretariat Presiden)/news.detik.com

"Jadi yang hadir disini pakai. Saya nanti mau beli mau nyoba juga. Jadi semuanya kalau beli, artinya pemasarannya tidak usah kemana-mana karena ini kapasitasnya bisa 10 ton CPO setiap hari dan bisa menghasilkan minyak makan merahnya kurang lebih 7 ton. Bukan jumlah yang sedikit, jumlah yang banyak. Artinya, memang harus banyak yang beli ada yang beli. Sehingga kita harapkan ini akan sekali lagi memberikan nilai tambah yang baik." Sambungnya.

ANTARA/HO-Kemenkop UKM/tirto.id
ANTARA/HO-Kemenkop UKM/tirto.id

Oleh karena itu, pembukaan pabrik minyak makan merah ini menjadi tonggak penting dalam mendukung pembangunan ekonomi yang berkelanjutan, meningkatkan kesejahteraan petani, dan mengurangi ketergantungan pada ekspor bahan mentah. 

Presiden Jokowi menegaskan bahwa langkah ini bukan hanya sekedar upaya untuk menghasilkan produk bernilai tambah, tetapi juga sebagai bagian dari strategi untuk memperkuat ketahanan ekonomi negara dan meningkatkan daya saing industri dalam negeri. Beliau menekankan bahwa kerjasama antara pemerintah, petani, dan sektor industri merupakan kunci dalam mencapai visi tersebut. 

Dalam konteks ini, pemerintah bertindak sebagai fasilitator dan penggerak utama dalam menciptakan kondisi yang kondusif bagi pertumbuhan sektor pertanian, termasuk melalui kebijakan yang mendukung investasi dalam industri pengolahan. 

Sementara itu, petani diharapkan dapat berperan aktif dalam meningkatkan produktivitas dan kualitas hasil pertanian mereka, serta terlibat dalam rantai nilai ekonomi yang lebih luas.

Kerjasama yang erat antara pemerintah, petani, dan sektor industri juga dianggap penting untuk memastikan bahwa manfaat ekonomi dari pembangunan pabrik ini dapat dirasakan secara merata oleh seluruh pemangku kepentingan, termasuk masyarakat lokal dan nasional. 

Selain itu, kerjasama ini juga dapat memperkuat sinergi antara sektor pertanian dan industri, yang pada akhirnya akan memberikan kontribusi positif bagi pertumbuhan ekonomi secara keseluruhan. 

Dengan demikian, pembukaan pabrik minyak makan merah ini tidak hanya menjadi sebuah peristiwa penting dalam sejarah pembangunan ekonomi Indonesia, tetapi juga merupakan cerminan dari komitmen bersama untuk mencapai pembangunan ekonomi yang inklusif dan berkelanjutan. Langkah ini memberikan harapan baru bagi pertumbuhan ekonomi yang lebih merata dan berkelanjutan di masa depan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun