Dengan demikian, tidak dapat disangkal bahwa beban kerja KPPS memang sangat berat. Mereka harus menjalani jam kerja yang panjang dan menghadapi tekanan yang tinggi dalam memastikan kelancaran dan keadilan selama proses pemilihan umum. Oleh karena itu, pengakuan dan penghargaan terhadap dedikasi dan pengorbanan mereka sangatlah penting dalam memastikan proses demokrasi yang sehat dan kuat.
Sistem pemilu serentak pada Pemilu 2024 memang diakui memiliki keunggulan dalam menghemat waktu dan biaya. Namun, tidak dapat dipungkiri bahwa sistem ini juga memiliki kelemahan, salah satunya adalah beban kerja yang sangat berat bagi penyelenggara pemilu. Hal ini terbukti dengan tingginya angka kematian petugas Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS) dalam beberapa kali penyelenggaraan pemilu serentak terakhir.Â
Sistem pemilu serentak memungkinkan untuk pemilihan beberapa jabatan sekaligus dalam satu hari pemungutan suara. Ini memang mempercepat proses pemilihan dan mengurangi biaya yang diperlukan untuk menggelar pemilu. Namun, di balik keunggulan tersebut, terdapat beban kerja yang sangat berat bagi petugas KPPS.
Petugas KPPS harus bekerja dengan intensitas tinggi dalam jangka waktu yang panjang, mulai dari persiapan TPS, pelaksanaan pemungutan suara, hingga tahap penghitungan suara. Hal ini menuntut konsentrasi yang tinggi dan ketahanan fisik yang kuat dari para petugas. Dalam beberapa kasus, kelelahan yang berlebihan dan tekanan kerja yang tinggi dapat mengakibatkan dampak negatif terhadap kesehatan mereka.Â
Tingginya angka kematian petugas KPPS dalam beberapa kali penyelenggaraan pemilu serentak terakhir menunjukkan bahwa sistem ini memiliki kelemahan yang perlu segera ditangani. Evaluasi mendalam terhadap sistem pemilu serentak perlu dilakukan untuk mengidentifikasi faktor-faktor yang berkontribusi terhadap beban kerja yang berat bagi petugas KPPS.Â
Langkah-langkah perbaikan yang diperlukan antara lain adalah penyesuaian terhadap waktu kerja, penyediaan jadwal istirahat yang memadai, serta peningkatan dukungan kesehatan bagi para petugas. Dengan melakukan langkah-langkah perbaikan tersebut, diharapkan dapat mengurangi beban kerja yang berat bagi petugas KPPS dan menghindari terulangnya tragedi kematian yang menyedihkan di masa depan. Selain itu, hal ini juga akan meningkatkan integritas dan keberlangsungan proses demokrasi dalam negara kita.
Oleh karena itu, evaluasi terhadap sistem pemilu serentak menjadi suatu kebutuhan yang mendesak. Perlu dilakukan peninjauan ulang secara menyeluruh apakah sistem ini masih merupakan pilihan yang ideal untuk diterapkan di Indonesia, ataukah perlu diubah dengan sistem yang dapat lebih meringankan beban kerja para penyelenggara.Â
Evaluasi ini harus mencakup analisis mendalam terhadap semua aspek sistem pemilu serentak, mulai dari keunggulan hingga kelemahan yang dimilikinya. Penting untuk mempertimbangkan apakah kecepatan dan efisiensi yang ditawarkan oleh sistem ini sebanding dengan dampak negatifnya terhadap kesejahteraan dan kesehatan para petugas KPPS.
Perlu ditekankan bahwa tujuan utama dari sistem pemilu adalah untuk memastikan proses demokratisasi yang lancar, adil, dan transparan. Oleh karena itu, keputusan terkait dengan pilihan sistem pemilu haruslah didasarkan pada penilaian menyeluruh terhadap dampaknya terhadap seluruh komponen proses pemilihan, termasuk kesejahteraan para penyelenggara.Â
Apabila hasil evaluasi menunjukkan bahwa sistem pemilu serentak tidak lagi memenuhi kriteria-kriteria tersebut, maka perlu dipertimbangkan untuk mengadopsi sistem yang lebih sesuai dan mampu meringankan beban kerja para penyelenggara.
 Hal ini dapat mencakup penerapan sistem pemilu bertahap atau penyesuaian terhadap waktu kerja dan jadwal istirahat para petugas KPPS. Langkah-langkah ini harus diambil dengan hati-hati dan didasarkan pada kajian yang matang serta konsultasi dengan berbagai pihak terkait, termasuk lembaga pemerintah, pakar pemilu, dan masyarakat umum.Â