Sangkuni berdiri dengan senyum yang curam.
Dalam matanya, tipu daya membara,
Menari-nari, memikat para pemberani.
Dia pembawa pesan dari Duryodana,
Dalam permainan politiknya yang ranah,
Setiap geraknya penuh dengan rahasia,
Seperti bayangan yang menyelinap dalam gelap malam.
Wajahnya tersembunyi di balik senyum palsu,
Seperti angin malam yang membisikkan ketakutan.
Namun, dalam dadanya tersembunyi kegelapan,
Di antara semua saudara, dia yang paling gelap.
Terselubung dalam pesona dan ketampanan,
Dia menyulut api konflik dengan kecerdikan.
Dalam pertempuran kata dan tindakan,
Sangkuni adalah raja, tak terkalahkan.
Namun di balik semua strategi dan tipu daya,
Ada kekosongan yang tak terisi di hatinya.
Sebuah kehampaan yang merayap di relung gelap,
Menghantui Sangkuni dalam kesendirian malam.
Oh Sangkuni, sosok yang misterius,
Dalam bayang-bayang yang kelam dan bersifat serius.
Ceritakanlah kisahmu, oh penghuni kegelapan,
Di antara pergulatan kebaikan dan kejahatan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H