Mohon tunggu...
Ahmad Faizal Abidin
Ahmad Faizal Abidin Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Sebagai seorang mahasiswa yang selalu berusaha memberikan hal-hal bermanfaat untuk semua orang, saya senang berbagi ide dan inspirasi dalam berbagai bentuk. Mulai dari artikel mendalam, opini yang membuka wawasan, puisi yang penuh makna, hingga cerpen yang menghibur dan humor yang segar. Setiap karya yang saya hasilkan bertujuan untuk memberi nilai tambah, memperkaya pengetahuan, dan menghadirkan senyuman di tengah rutinitas sehari-hari. Melalui tulisan, saya berharap bisa membangun jembatan pemahaman dan mendorong kreativitas, baik untuk diri sendiri maupun orang lain.

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Metamorfosis DPR: Taman Anak-Anak yang Berubah

21 Januari 2024   18:08 Diperbarui: 21 Januari 2024   18:17 70
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pinterest.com/idntimes 

Dalam hening, di kota penuh sejarah,
DPR berdiri, bak taman yang baru,
Sekarang bermain, anak-anak penguasa,
Berbeda dengan dulu, aura yang berubah.

Di sana mereka, seperti anak-anak riang,
Bermain di taman kekuasaan yang baru,
Namun, bedanya terasa dalam nyanyian,
DPR kini, tak seperti dulu yang lalu.

Dulu megah, seperti bunga yang berkembang,
DPR mencerminkan kehormatan yang agung,
Namun sekarang, seperti taman yang berubah,
Permainan anak-anak, tanpa makna yang tulus.

Dalam sorot mata, tersembunyi misteri,
DPR sekarang, taman yang berubah warna,
Politik yang bermain, seperti mainan anak-anak,
Hilang kejayaan, tuk kepentingan yang jua.

Taman yang dulu penuh dengan bunga,
DPR yang dahulu, berdikari dan teguh,
Namun sekarang, bermain seperti anak-anak,
Keheningan terisi dengan tawa yang kosong.

Oh, DPR sekarang, taman yang berubah,
Dari keindahan kehormatan yang terkubur,
Anak-anak penguasa, mainkan peran masing-masing,
Tapi kehilangan esensi, keadilan yang dulu subur.

Mari kita ingat, taman yang dulu berseri,
DPR, wahana kebijaksanaan yang terpatri,
Mungkin suatu saat, kembali bersemi,
Taman anak-anak, jadi taman penuh makna kembali.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun