Mohon tunggu...
Ahmad AdySaputra
Ahmad AdySaputra Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

try out

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Output Peserta Didik Ditinjau dari Pengajaran dan Pembiasaan di Sekolah

14 Juli 2024   09:43 Diperbarui: 14 Juli 2024   09:47 13
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Peserta Didik adalah individu yang sedang menjalani proses pembelajaran dan pengajaran pada bangku pendidikan. Baik di tingkat dasar, menengah, maupun pendidikan tinggi, dan bisa disebut juga dengan seseorang yang sedang berusaha untuk meningkatkan potensi dan kemampuan diri pada lingkungan pendidikan. Pengajaran atau model pembelajaran adalah sebuah tata kelola seorang guru atau pendidik dalam menyampaikan dan mengkesperikan bentuk pembelajaran baik didalam maupun diluar kelas. Pengajaran yang berkualitas mampu melibatkan metode dan strategi yang telah dirancang dengan baik untuk memenuhi kebutuhan beragam siswa. Pengajaran ini mencakup penggunaan teknologi, dan penilaian yang berkelanjutan untuk memantau kemajuan dan perkembangan siswa. Pengajaran yang baik juga menekankan pada keterlibatan siswa dalam memberikan umpan balik yang konstruktif, dan memungkinkan siswa untuk terus memperbaiki diri.
Pembiasaan di sekolah mencakup kegiatan rutin dan program yang mengajarkan disiplin, tanggung jawab, dan etika kerja. Contoh: kebiasaan membaca al qur'an sebelum pembelajaran di sekolah setiap hari, keteraturan dalam mengikuti jadwal piket, serta partisipasi dalam kegiatan ekstrakurikuler membantu membentuk sikap positif dan keterampilan sosial yang penting pada peserta didik tersebut. Kombinasi antara pengajaran yang baik dan pembiasaan yang konsisten pada siswa atau siswi  mampu meningkatkan prestasi akademis dan non akademis, juga membangun karakter yang kuat. Melalui pengajaran ini, peserta didik tidak hanya siap secara intelektual, tetapi juga secara emosional dan sosial untuk menghadapi tantangan di masa depan. Sekolah yang berhasil mengintegrasikan kedua aspek ini cenderung menghasilkan lulusan yang kompeten, percaya diri, dan memiliki kemampuan untuk berkontribusi secara positif dalam masyarakat.
Output peserta didik merupakan hasil akhir dari program yang diterapkan di suatu sekolah, ini mencakup semua elemen baik didalam akademik maupun non akademik, juga melihat pada karakter , kemampuan berinteraksi dengan seksame, menyelesaikan permasalahan, dan keterampilan sosial. Meninjau output ini, yang mana dilihat dari perspektif pengajaran dan pembiasaan di sekolah memberikan gambaran yang komprehensif tentang efektivitas sistem pendidikan. Selain itu output Peserta didik adalah siswa dan siswi yang telah memiliki pengetahuan dan keterampilan akademis yang kuat dan siap untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi atau memasuki dunia kerja dengan kompetensi yang diperlukan.
Pengajaran yang berkualitas menghasilkan peserta didik dengan pemahaman yang mendalam terhadap materi pelajaran, , dan keterampilan dalam menyelasikan sutau masalah. Melalui metode pengajaran yang representative dan bervariasi dalam penggunaan teknologi pendidikan yang baik , peserta didik dapat mengembangkan keterampilan kognitif yang lebih tinggi seperti analisis, sintesis, dan evaluasi.
 Pembiasaan yang baik membentuk perilaku disiplin dan rasa tanggung jawab pada peserta didik. Hal ini dapat dilihat dari ketepatan waktu, keteraturan dalam menyelesaikan tugas, dan kepatuhan terhadap aturan sekolah. Setiap satuan pendidikan pasti mempunyai peraturan dan tata tertib yang berguna dalam mengatur proses jalannya pendidikan yang baik. Melalui kegiatan pembiasaan yang positif akan memberikan efek yang positif pula pada siswa atau siswi tersebut. Selain lain itu juga merupakan lingkungan yang sangat mempengaruhi dalam pembentukan karakter peserta didik. Pembiasaan di sekolah juga bertujuan untuk mengembangkan karakter yang baik seperti ketertiban kejujuran, dan empati. Program keagaman seperti jamaah solat duha, kegiatan sosial berupa sedekah jariah,  dan bimbingan konseling memainkan peran penting dalam hal ini. Pengajaran dan pembiasaan di sekolah tidak hanya bertujuan untuk menghasilkan lulusan yang pintar secara secara akademis, tetapi juga berkarakter baik  dan siap untuk menghadapi tantangan kehidupan dengan bekal nilai-nilai moral dan keterampilan sosial yang telah dibiasakan ketika di sekolah.
Al Qur'an dan Hadits yang menerangkan hal hal mengenai pengajaran, menjadi seorang pendidik, dan hal yang berkaitan dengan pembelajaran, diantaranya sebagai berikut :
Artinya: Serulah (manusia) ke jalan Tuhanmu dengan hikmah dan pengajaran yang baik serta debatlah mereka dengan cara yang lebih baik. Sesungguhnya Tuhanmu Dialah yang paling tahu siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan Dia (pula) yang paling tahu siapa yang mendapat petunjuk. (Q.S. An- Nahl: 125).
Artinya: "Jadilah pendidik yang penyantun, ahli fikih, dan ulama. Disebut pendidik apabila seseorang mendidik manusia dengan memberikan ilmu sedikit-sedikit yang lama-lama menjadi banyak." (HR. Bukhari)
Sistem pengajaran dan pembiasaan di sekolah memiliki pengaruh yang signifikan terhadap output peserta didik. Pengajaran yang baik dan berkualitas, dengan metode yang tepat dan berpusat pada kebutuhan siswa, mampu meningkatkan prestasi akademis, non akademis dan keterampilan kognitif siswa. Sementara itu, pembiasaan yang baik di sekolah, melalui kegiatan rutin dan program pengembangan karakter, akan membentuk sikap, nilai-nilai moral, dan keterampilan sosial yang penting bagi keberhasilan jangka panjang siswa.Melalui penggunakan pengajaran yang efektif dan pembiasaan yang konsisten, sekolah dapat menghasilkan lulusan peserta didik yang tidak hanya unggul secara akademis, tetapi juga memiliki karakter yang baik, disiplin, dan kemampuan untuk berkontribusi secara positif dalam masyarakat nantinya. Bisa disimpulkan Investasi dalam pengajaran dan pembiasaan di sekolah merupakan langkah strategis untuk meningkatkan kualitas output peserta didik, yang pada gilirannya berkontribusi pada perkembangan individu dan kemajuan sosial secara keseluruhan.

DAFTAR PUSTAKA

Anderson, L. W., & Krathwohl, D. R. (Eds.). (2001). A taxonomy for learning, teaching, and assessing: A revision of Bloom's taxonomy of educational objectives. New York, NY: Longman.
Huber, K. B. (2010). Improving schools through community engagement: A practical guide for educators. Thousand Oaks, CA: Corwin Press.
Kilpatrick, W. H. (1918). The project method: The use of the purposeful act in the educative process. New York, NY: Teachers College, Columbia University.
Gardner, J. (2006). Assessment and learning. London, UK: Sage Publications.
National Research Council. (2000). How people learn: Brain, mind, experience, and school. Washington, DC: National Academy Press.
Hattie, J. (2009). Visible Learning: A synthesis of over 800 meta-analyses relating to achievement. Educational Psychology Review, Vol. 21, No.2, Hal. 141-149.
Darling-Hammond, L. (2006). Powerful learning: What we know about teaching for understanding. Educational Researcher, Vol. 35, No.7.
Marzano, R. J., Pickering, D. J., & Heflebower, T. (2011). The highly engaged classroom. Educational Leadership, Vol. 69, No. 5, Hal. 80-82

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun