Dalam era globalisasi ini ketegangan agama menjadi sebuah fenomena yang semakin meruncing. Konflik yang melibatkan dimensi agama tidak hanya bersifat lokal, melainkan juga memiliki dampak global yang signifikan. Konflik semacam ini tidak hanya mengancam stabilitas politik dan perdamaian di tingkat regional, tetapi juga menimbulkan tantangan kemanusiaan yang kompleks. isu-isu seperti intoleransi, diskriminasi, dan pelanggaran hak asasi manusia seringkali muncul sebagai konsekuensi dari ketegangan agama.  Dikarenakan agama merupakan suatu pandangan dunia (weltanschauung) yang membentuk perspektif manusia terhadap kehidupan dan alam semesta, agama menyimpan ajaran mengenai relasi antara manusia, masyarakat, alam semesta dan tuhan-Nya, sehingga dapat menimbulkan perbedaan dalam pandangan dunia antara individu muslim dengan kristen, penganut budha dengan hindu, penganut yahudi dengan konghucu, dan lain sebagainya. Agama atau iman, sebagai suatu pandangan dunia (weltanschauung), berpengaruh pada keyakinan, tata nilai, sikap dan aspek kebudayaan yang tercermin dalam bentuk perbuatan kemanusiaan. Kemudian penulis menawarkan lima solusi untuk mengatasi persoalan ini, sehingga doktrin-doktrin agama dapat lebih bermakna dalam menciptakan kehidupan yang harmonis antar umat beragama tersebut.Â
1. Dialog Antar Agama.Â
Dalam menghadapi ketegangan agama, pendekatan yang konstruktif dapat dilakukan melalui upaya mendorong dialog antar agama, dialog ini menjadi kunci penting untuk meningkatkan pemahaman dan mengurangi kesalah pahaman antar kelompok agama yang berbeda. Dialog antar agama melibatkan pertemuan terbuka, berbicara, dan mendengarkan antara perwakilan dari berbagai kepercayaan. Tujuannya bukan hanya menciptakan toleransi, tetapi juga membangun pemahaman yang lebih mendalam tentang nilai-nilai, keyakinan, dan praktik-praktik spiritual yang menjadi bagian dari setiap agama. Dikarenakan melalui dialog peserta dapat menggali persamaan dan perbedaan dalam ajaran agama mereka serta mencari titik persatuan yang dapat menjadi dasar kerjasama yang lebih baik.
2. Pendidikan dan Kesadaran.
Dalam mengatasi tantangan ketegangan agama, pendidikan memainkan peran kunci dalam membentuk sikap dan kesadaran masyarakat. Upaya untuk memperkuat pendidikan yang mengedepankan nilai-nilai toleransi dan menghargai keragaman agama dapat menjadi pondasi untuk meciptakan masyarakat yang lebih inklusif dan harmonis. Pendidikan yang mencakup kurikulum tentang pemahaman antar agama, toleransi dan hak asasi manusia dapat membentuk generasi muda yang terbuka pikirannya dan mampu menghargai keberagaman keyakinan. Sekolah dan institusi pendidikan memiliki peran krusial dalam menciptakan lingkungan dimana siswa dapat belajar tentang berbagai agama, budaya, dan tradisi dengan sikap terbuka dan menghargai. Selain itu, program-program kesadaran untuk masyarakat  umum, termasuk melibatkan media massa dan kampanyae informasi dapat meningkatkan pemahaman mengenai pentingnya toleransi, dan keragaman agama. Kesadaran ini akan membantu mengurangi perasangka dan stereotip yang sering kali muncul akibat kurangnya pemahaman antar agama. Dengan memprioritaskan pendidikan yang inklusif dan kesadaran masyarakat dapat diciptakan landasan yang kuat untuk mengatasi ketegangan agama dan mewujudkan masyarakat yang hidup berdampingan dengan damai.
3. Kerjasama Internasional.
Dalam menghadapi ketegangan agama yang dapat melibatkan lebih dari satu negara atau wilayah, kerjasama internasional ini juga menjadi kunci untuk menangani akar permasalahan dan membangun perdamaian secara berkelanjutan. Kerjasama antar negara dapat menciptakan platform untuk berbagai pendekatan dan strategi yang melibatkan aktor-aktor internasional. Kemudian melalui dialog dan konsultasi antar negara memungkinkan untuk mengidentifikasi akar permasalahan yang mendasari ketegangan agama, seperti ketidaksetaraan, ketidakadilan sosial, atau isu-isu teritorial. Dengan pemahaman yang lebih mendalam tentang faktor-faktor penyebab konflik negara-negara dapat bersama-sama merancang solusi yang efektif dan berkelanjutan. Pentingnya kerjasama Internasional  antar negara-negara dapat bekerjasama untuk menciptakan inisiatif diplomasi, membentuk misi perdamaian, atau memberikan dukungan bagi negara yang terkena dampak konflik agama. Melalui kerjasama ini, dapat dihasilkan solusi yang lebih holistik dan mendalam serta membuka pintu bagi pembangunan masyarakat yang stabil dan damai di tingkat global.
4. Pengembangan Ekonomi.
Dalam mengatasi dampak ketegangan agama terhadap ekonomi diperlukan upaya nyata untuk mendorong pengembangan ekonomi yang inklusif. Dikarenakan agama seringkali memicu pemiskinan dan  ketidaksetaraan, sehingga strategi pengembangan ekonomi menjadi kunci untuk mereduksi ketidaksetaraan dan dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Pengembangan ekonomi yang berfokus pada inklusivitas bukan hanya mereduksi disparitas ekonomi, tetapi juga dapat menjadi pondasi untuk membangun kedamaian. Dengan memberikan akses yang sama terhadap peluang ekonomi, diharapkan masyarakat dapat merasakan manfaat bersama dan meresapi makna kesetaraan dalam kehidupan sehari-hari.
5. Perlindungan Hak Asasi Manusia.
Dengan memastikan perlindungan hak asasi manusia yang kuat untuk memecahkan pelanggaran dalam konteks konflik agama. Dalam situasi ketegangan agama, perlindungan hak asasi manusia menjadi keharusan mutlak guna memecahkan terjadinya pelanggaran hak yang seringkali terjadi dalam konteks konflik agama. Hak asasi manusia menjadi pilar kemanusiaan yang harus dijaga dengan kuat, bahkan di tengah-tengah situasi yang sulit dan konflik yang kompleks. Adapun langkah-langkah untuk memastikan perlindungan hak asasi manusia mencakup upaya keras dalam memonitor dan melaporkan segala bentuk pelanggaran yang terjadi.