Oleh : Ahmad Sastra
Allah berfirman : Dan sungguhnya Kami telah mengutus Rasul pada tiap-tiap umat (untuk menyerukan): "Sembahlah Allah (saja), dan jauhilah Thaghut itu", (QS An Nahl : 36).Â
Dan Kami tidak mengutus seorang Rasulpun sebelum kamu melainkan Kami wahyukan kepadanya: "Bahwasanya tidak ada Tuhan (yang hak) melainkan Aku, Maka sembahlah olehmu sekalian akan aku". (QS Al Anbiya : 25). Dan aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka mengabdi kepada-Ku.Â
(QS Adz Dzariyat : 56). Hanya Engkaulah yang Kami sembah dan hanya kepada Engkaulah Kami meminta pertolongan (QS Al Fatihah : 5).
Kemerdekaan hakiki sesungguhnya adalah ketika terciptanya kehidupan seimbang dan sesuai dengan fitrah manusia. Islam adalah agama paripurna yang Allah turunkan untuk menyelaraskan kehidupan. Maka dari itu, tidak ada pilihan lain untuk meraih kemerdekaan hakiki selain penghambaan secara totalitas kepada Allah SWT.
Tentu penghambaan secara totalitas itu harus dengan menjadikan al Qur'an sebagai sumber pedoman dan hidup di semua aspek kehidupan berbangsa dan bernegara, baik individu, keluarga dan lebih-lebih oleh negeri ini dan melepas dari belenggu aturan dari manusia atau orang kafir.
Jika hari ini bangsa ini masih dibawah pengaruh aturan kapitalisme sekuler  dan mengabaikan aturan Allah yakni al Qur'an maka sesungguhnya negeri ini belum bisa dikatakan merdeka.
Dan Barangsiapa berpaling dari peringatan-Ku, maka sesungguhnya baginya penghidupan yang sempit, dan Kami akan menghimpunkannya pada hari kiamat dalam Keadaan buta. (QS Thaha : 124)
Allah juga mengancam tidak akan menurunkan pertolongan dan kemenangan jika negeri ini masih cenderung kepada negara kafir untuk dijadikan sandaran dan minta bantuan, sebagaimana firman Allah : ...dan janganlah kamu cenderung minta bantuan kepada orang-orang zalim yang menyebabkan kamu disentuh api neraka.Â
Dan sekali-kali kamu tiada mempunyai seorang penolong selain Allah SWT, sehingga kamu tidak akan diberi pertolongan atau kemenangan atas musuh-musuh kalian.