Mohon tunggu...
ahmad mustofa
ahmad mustofa Mohon Tunggu... -

Saya bukan siapa-siapa dan bukan apa-apa, hanya senang mengamati dan memperhatikan kehidupan sosial di sekeliling, tinggal di Tuban Jawa Timur (Tuban adalah kota kecil di sebelah Barat Laut kota Surabaya).

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Saya Benci Sekali Susno Duadji, tapi Sekarang Tidak

15 Maret 2010   17:30 Diperbarui: 26 Juni 2015   17:24 1420
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pemerintahan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Sebelum Susno Duadji memberikan kesaksian di persidangan Antasari Azhar terdakwa kasus pembunuhan berencana Nasarudin, saya bener-bener muak melihat mantan Kabareskim Polri Susno Duadji. Entah mengapa rasa muak tersebut timbul begitu saja, setiap melihat dia di TV dengan matanya yang tajam "plirak-plirik" ke kanan ke kiri seolah-olah saya lagi melihat setan yang sangat jahat dan kejam. Dan setiap kata-kata yang dilontarkan seolah - olah bagaikan sembilu yang menusuk hatiku. Apakah karena istilah yang dilontarkannya perihal "CICAK vs BUAYA"? atau karena sepak terjangnya selama dia menjabat Kabareskim, saya tidak tahu pasti. Yang jelas saya sudah dikuasai opini bahwa dia seorang polisi yang jahat dan tidak reformis dan sangat menikmati untuk mencari uang sebanyak-banyaknya saat dia "mumpung" menjabat sebagai Kabareskim Polri. Memang saat itu saya benar-benar prihatin dengan kasus "pemakzulan" yang dirancang oleh "invisible hand"  terhadap keberadaan KPK. Sehingga sampai-sampai dua pimpinan KPK Bibit dan Chandra Hamzah dijerat dengan tindakan kriminal yang direkayasa. Dan bahkan KPK terancam tidak mempunyai kepemimpinan dan teramcam bubar. Kalau KPK bubar maka penegakan hukum untuk memberantas korupsi akan hilang. Memang kejaksaan dan kepolisian masih ada, tapi saya dan juga kebanyakan masyarakat sudah sangat sulit untuk mempercayai dengan dua institusi ini. Mereka berdua ini seoalah-olah bagaikan "kucing garong" yang diberi tugas untuk menjaga dendeng yang sedang dikeringkan. Jadi mana bisa dipercaya !!! Mau bukti? Sudah lebih 11 tahun semenjak reformasi koruptor yang dipenjarakan karena hasil kinerja Kejaksaan bisa dihitung dengan jari. demikian juga dengan kinerja kepolisian, masih banyak kita temui polisi-polisi yang kerjanya suka mengeluarkan "tilang damai" di jalan-jalan raya. Karena adanya ancaman terhadap institusi yang saya anggap masih "relatif" bersih di bidang penegakan hukum pemberantasan korupsi ini, maka setiap pihak baik itu pejabat atau pun yang mewakili institusi, jika mereka membuat statemen yang mengancam keberadaan KPK maka sudah pasti saya bench mark sebagai kawan koruptor ataupun agen koruptor. Dan bahkan seorang Tifatul Sembiring mantan Presiden PKS yang notabene oleh anak buahnya diakui berish sih....tetap saja saya cap sebagai agen koruptor karena langkah dia yang akan memberlakukan RPP Penyadapan. Karena dengan RPP Penyadapan ini berarti KPK akan terbelenggu kinerjanya, bagaimana tidak terbelenggu kalau KPK tidak mempunyai wewenang menyadap, kalau pun bisa menyadap harus seijin kejaksaan atau pengadilan yang dua-duanya "sama sekali tidak bisa dipercaya". Bahkan bisa-bisa sebelum disadap para koruptor akan mendapat bocoran dari kejaksaan dan pengadilan kalau mereka lagi diincar KPK. Namun semenjak Susno Duadji memberi kesaksian di sidang dengan terdakwa Antasari Azhar, saya langsung terbelalak, seolah-olah baru bangun dari tidur dengan mimpi buruk. Saya langsung menset ulang opini saya terhadap Susno. Pasti ada some thing wrong yang sedang terjadi di institusi kepolisian kita. Dan ternyata setelah saya mengikuti pemberitaan dan banyak menyimak bisik-bisik perihal Susno, ternyata opini saya terhadap dia salah. Dan konyolnya Susno hanyalah korban ambisi perseorangan dan kelompok tertentu, sehingga membuat Susno harus berprilaku demikian di depan publik untuk menutupi aib yang sedang disandiwarakan. Apalagi setelah saya banyak mengikuti wawancara dia di TV dan lebih-lebih setelah saya membaca bukunya dia dengan judul "Bukan Testimoni Susno". Akhirnya saya khaqul yakin kalau dia adalah seorang korban. Dan sekarang ini dia masih menjalani "hukuman" yang semestinya tidak dia terima. Akhirnya melalui tulisan ini, saya mohon maaf kepada Bapak Susno Duadji, mantan Kabereskim Kepolisian Indonesia. Karena saya telah berprasangka buruk padanya dan juga sudah mebencinya setengah mati dan juga sudah menganggapnya "kayak" setan yang gak pantas hidup di negeri ini. Sekali lagi saya mohon maaf PAk Susno Duadji. Dan semoga semua kebaikan Bapak bisa terlihat oleh masyarakat luas dan Bapak bisa bertugas kembali menjadi seorang Bayangkara Negara yang siap memberantas kebatilan di negeri ini. Dan semoga senantiasa Allah memberi Bapak kekuatan dan kesabaran dalam menerima fitnah dan cobaan ini....Amin.(AM, 15 Maret 2010).

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun