Dengan turangkapnya ke publik perihal kasus MARKUS pajak Gayus Tambunan, membuat banyak masyarakat kecewa dan sinis terhadap para petugas pajak, bahkan sekarang ini muncul di jejarning sosial facebbok suatau gerakan yang menamakan diri 'Gerakan 1.000.000 Facebookers Dukung BOIKOT BAYAR PAJAK untuk KEADILAN'. Saat penulis mencoba menengoknya Minggu pagi (28 Maret 2010), ada 35.178 facebooker yang menjadi anggotanya. Moto dari gerakan ini adalah "Gerakan pembangkangan nasional terhadap pengelola negara. Tolak bayar pajak untuk kemewahan dan kepentingan pejabat!". Dari moto tersebut cukup jelas bahwa masyarakat sudah sangat muak dengan tingkah polah para petugas pajak yang dengan giatnya menagih pajak dari masyarakat namun di sisi lain banyak juga petugas pajak yang menyelewengkan untuk kepentingan pribadi.
Coba kita simak salah satu komentar dari Facebboker di dinding gerakan tersebut : "Apa kata Dunia .... bila Golongan III A saja udah punya beberapa rumah mewah (mungkin di beberapa kota?), beberapa apartemen mewah, 4 rumah di Singapura, beberapa buah mobil mewah, pasti Kasubsie-nya lebih, Kasie lebih lagi, Kasubditnya hoo...hoo.. lebih banyak, Direkturnya.... juga lebih lebih lebih buaannyaaaakk lagi..., Setditjennya.... hampir sama Direktur ..... Dirjen gimana yach...ngebayanginnya ..... Walah...walah...walah.. Menterinya udah nggak kebayang lagi ........(Ya Allah semoga ini tidak benar .... rusaklah negara & pemimpinnya....)".
Secara garis besar, masyarakat menuntut keadilan diterapkan, kalau tidak seorang pegawai staf biasa di kantor pajak seperti Gayus Tambunan saja bisa menikmati uang rakyat sebegitu banyaknya apalagi para pejabat di atasnya, bisa-bisa lebih banyak sekali uang rakyat yang diselewengkan.
Untuk itu dengan munculnya rasa apatisme masyarakat ini, mestinya pemerintah harus peduli dan segera bertindak untuk mengusut tuntas kasus MARKUS pajak ini. Selain itu pemerintah mestinya juga berbenah yang lebih "intens" lagi di Ditjen Pajak sehingga benar-benar meminimalkan para petugas pajak yang menyelewengkan uang pajak atau "berkong-kalikong" dengan para wajib pajak.
Kalau pemerintah tidak berbuat seperti penulis ungkap di atas, maka gerakan semacam ini akan benar-benar nyata adanya. Dan kalau cita-cita gerakan ini benar-benar terlaksana, maka pemerintah akan kehilangan pemasukan yang sangat berarti. (AM, 28 Maret 2010)
Silahkan baca juga atikel berikut:
- Serial Humor Samin
- Artikel - artikel lain:
- Inilah 13 Akibat Buruk Facebook
- Gayus Terpaksa Dihilangkan?
- Kenapa PD Sangat Membenci Susno?
- Awas ! Susno Duadji Diracun ?
- Awas ! “Corruptor Fight Back” Akan Setir KPK
- Cikeas Vs Ciganjur di Muktamar NU
- Gayus Divonis Bebas, Dimanakah Empati Penegak Hukum?
- Pemerintah Ikut Campur Urusan Pemilihan Ketua Umum NU?
- Pengungkapan MARKUS di Tubuh Polri, Suatu Berkah
- Mengaku ALLAH, Membuka Akun Facebook
- Apa Jenis Kelaminmu? Netral
- Pemimpin Dunia Maniak Jejaring Sosial & Pencitraan SBY
- Jendral (Pol) Markus : "Siapa Berani Tangkap Saya?"
- Penundaan Kunjungan Obama, dan Pencitraan SBY
- 13 Tahun Jadi Pilot Komersial, Ternyata SIM-nya Palsu
- Barack Obama Akan Mampir ke Gang Dolly?
- Status FB-mu, Harimaumu
- Awas, Judi Lewat Facebook
- Gawat, Ibu-ibu & Mahasiswa Gemari Boneka Seks
- Saya Benci Sekali Susno Duadji, tapi Sekarang Tidak
- Ternyata Cincin Kawin Obama Made in Indonesia
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H