Mohon tunggu...
ahmad mustofa
ahmad mustofa Mohon Tunggu... -

Saya bukan siapa-siapa dan bukan apa-apa, hanya senang mengamati dan memperhatikan kehidupan sosial di sekeliling, tinggal di Tuban Jawa Timur (Tuban adalah kota kecil di sebelah Barat Laut kota Surabaya).

Selanjutnya

Tutup

Politik

Gayus Divonis Bebas, Dimanakah Empati Penegak Hukum?

23 Maret 2010   05:15 Diperbarui: 26 Juni 2015   17:15 1592
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Di tengah kabar yang menggemparkan publik perihal adanya MARKUS di markas besar polisi yang dengan lantang disuarakan oleh mantan Kabareskim Susno Duadji bahwa adanya uang yang menguap sebesar sekitar 24,6 M rupiah yang lenyap dari rekening seorang petugas pajak Gayus Tambunan yang sedang dituduh melakukan money laundring, tiba-tiba ada keputusan Pengadilan Tangerang bahwa sang tersangka Gayus Tambunan dibebaskan dari segala tuduhan karena tidak terbukti bersalah. Yang lebih aneh lagi ternyata tuntutan jaksa kepada Gayus Tambunan berbeda dangan jerat yang dipasang oleh pihak kepolisian. Penyidik Mabes Polri menjerat pegawai Dirjen Pajak Gayus Tambunan dengan 3 pasal, korupsi, penggelapan, dan pencucian uang. Tapi kemudian jaksa mengubah hanya menjadi dua pasal saja. Pantas sekali kalau akhirnya hakim pengadilan negeri tangerang membebaskan tersangka karena ketiadaan bukti akibat kecerobohan penuntut umum. Apakah proses pengadilan hingga membebaskan tersangka Gayus Tambunan tersebut penuh dengan apa yang sedang disuarakan oleh Susno Duadji, yaitu dalam cengkeraman MARKUS? Kalau melihat secara logika memang indikasinya ke arah sana, mulai dari tingkat penyidikan, penuntutan sampai proses pengadilan. Namun kalau ditanyakan perihal barang bukti adanya MARKUS tentunya akan nihil barang bukti karena para pelaku sudah sangat faham dan lihai dengan bidang ini. Terus kalau tidak ada barang bukti, kita sebagai warga masyarakat hanya bisa mempertanyakan rasa empati para penegak hukum, di tengah kegemparan yang terjadi adanya MARKUS yang melibatkan uang tidak sedikit, tiba-tiba pelaku (pencucian uang) yang terlibat di dalamnya malah di bebaskan dari hukuman. Kalau memang para penegak hukum yang terlibat menangani kasus ini tidak mau disorot secara tajam, kenapa keputusan yang sangat kontroverisal ini diputus saat kasusnya tengah panas-panasnya menjadi sorotan publik? Jadi akhirnya tinggalah pertanyaan demi pertanyaan (yang tentunya berbentuk prasangka buruk) menyembul di pikiran masyarakat terhadap kinerja dan sepak terjang para penegak hukum kita. Dan sampai kapan hal- hal buruk begini (tentunya menurut masyarakat luas bukan para penegak hukukm) terjadi terus di negeri tercinta. (AM, 22 Maret 2010). Silahkan baca juga atikel berikut: Pemerintah Ikut Campur Urusan Pemilihan Ketua Umum NU? Pengungkapan MARKUS di Tubuh Polri, Suatu Berkah Mengaku ALLAH, Membuka Akun Facebook Apa Jenis Kelaminmu? Netral Pemimpin Dunia Maniak Jejaring Sosial & Pencitraan SBY Jendral (Pol) Markus : "Siapa Berani Tangkap Saya?" Penundaan Kunjungan Obama, dan Pencitraan SBY 13 Tahun Jadi Pilot Komersial, Ternyata SIM-nya Palsu Barack Obama Akan Mampir ke Gang Dolly? Status FB-mu, Harimaumu

Awas, Judi Lewat Facebook

Gawat, Ibu-ibu & Mahasiswa Gemari Boneka Seks

Saya Benci Sekali Susno Duadji, tapi Sekarang Tidak

Ternyata Cincin Kawin Obama Made in Indonesia

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun