Mohon tunggu...
ahmad mustofa
ahmad mustofa Mohon Tunggu... -

Saya bukan siapa-siapa dan bukan apa-apa, hanya senang mengamati dan memperhatikan kehidupan sosial di sekeliling, tinggal di Tuban Jawa Timur (Tuban adalah kota kecil di sebelah Barat Laut kota Surabaya).

Selanjutnya

Tutup

Politik

Memertanyakan Idealisme Politisi PKB

23 Februari 2010   00:30 Diperbarui: 26 Juni 2015   17:47 107
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Seperti sudah kita ketahui bersama bahwa pandangan awal FPKB dalam Pansus Century adalah membebek terhadap apa yang disampaikan oleh Fraksi Demokrat, sehingga muncul ledekan politik "PKB pimpinan Muhaimin Iskandar berperilaku pejah gesang nderek SBY (Mati hidup ikut SBY)?". Sikap politik tersebut mendapat kritik dari Mantan Menteri Pemberdayaan Perempuan, Khofifah Indarparawangsa, yang juga mantan politikus PKB ini. Dia  mengkritik minimnya idealisme anggota legislatif Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) saat ini. Dia menginginkan orang muda kembali pada rotasi idealisme. Lebih lanjut, perempuan yang pernah mencalonkan diri sebagai Gubenur Jawa Timur  ini  menyayangkan sikap anggota legislatif PKB di Senayan, khususnya Fraksi PKB di Pansus Century. Terkait PKB yang enggan menyebutkan nama di Pansus Century, Khofifah kembali menegaskan di manapun selayaknya anak muda punya idealisme yang harus dijunjung. Sebelumnya, PKB menilai bahwa tidak ada kesalahan yang ada dalam pengucuran Bailout Bank Century. Dalam pandangan awalnya Fraksi PKB menyatakan bahwa kebijakan penyelamatan Century melalui Fasilitas Pinjaman Jangka Pendek (FPJP) dan Penyertaan Modal Sementara (PMS) dinilai sudah tepat. PKB sendiri belum menyatakan apakah nantinya pandangan akhir mereka akan berubah dan berbeda. Mereka masih menunggu perkembangan data dan fakta. (sumber viva.com) Memang patut disayangkan sikap para politisi PKB ini, karena mayoritas dari mereka adalah anak muda yang mana mestinya masih mempunyai idealisme yang tinggi dan tidak berpikiran pragmatis. Sehingga segala sesuatunya termasuk dalam kasus Century ini mestinya semangat idealismenya harus tetap dijaga. Karena sikap yang cukup aneh tersebut, sekarang timbul tanda tanya, mengapa hal itu bisa terjadi? Hal apakah yang membuat para politisi PKB begitu setia memegang prinsip "pejah gesang nderek SBY". Dan apakah yang melatar belakangi dari sikap politik semacam itu? Kalau dirunut ke belakang dengan adanya kisruh internal di tubuh PKB sendiri yang sangat berkepanjangan, di mana akhirnya dimenangkan oleh kubu Muhaimin Iskandar lewat putusan pengadilan. Dari sini sudah bisa dibaca bahwa untuk memenangkan sengketa kepengurusan PKB ini kubu Muhaimin Iskandar mestinya memerlukan "pegangan" dan "dukungan" kekuasaan. Sehingga atas itu semua akhirnya kubunya memenangkan sengketa ini. Dan sebagai balas budi, tentunya mereka harus melakukan dukungan sepenuh hati kepada kekuasaan yang selalu membantunya. Karena kalau tidak ada dukungan ke penguasa, sudah tentu kedudukan Muhaimin Iskandar cs di kepengurusan PKB saat ini dengan mudahnya akan ditumbangkan. Dan hal ini rupanya benar-benar dipegang oleh PKB kubu Muhaimin. Mereka sudah tidak memperhitungkan lagi suara rakyat dan juga nasib PKB ke depan. Karena dengan sikap yang jauh dari idealisme dari para politisi PKB di Pansus Century ini, tentunya  akan membawa dampak negatif yang sangat significant dari kepercayaan rakyat terhaadp partai politik, utamanya partai-partai yang membela dan melindungi para pengemplang uang rakyat. Padahal kalau kita lihat komposisi kepengurusan PKB  (tentunya PKB kubu Muhaimin) saat ini mayoritas adalah anak-nak muda yang masih mempunyai idealisme tinggi dan juga tentunya semangat dan energi untuk maju yang tinggi pula. Sehingga dengan komposisi yang demikian mestinya PKB bisa dibawa maju menjadi partai modern, walaupun sebenarnya basis dukungannya adalah dari masyarakat Islam tradisional. (AM, 22 Feb. 2010). BACA JUGA ARTIKEL - ARTIKEL MENARIK BERIKUT INI :

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun