Mohon tunggu...
Ahmad Yani
Ahmad Yani Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

Makan gak makan tetap harus memikirkan orang lain.

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Hujan Dan Prahara

3 Maret 2013   10:22 Diperbarui: 24 Juni 2015   17:24 122
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Hujan memberikan warna tersendiri di sore ini.
Ber_adu dengan angin dan gemuruh  petir.
membasahi atap-atap yang gersang.

Wewangian tanah bak Aroma coklat hitam murni.
dan percik airmu meleburkan sekat-sekat lumut di dinding.
Airmu memberikan kesegaran akan Hati, Jiwa dan Raga.
Mengalir berirama tak beratur menuju aliran got-got.

Airmu membersihkan got-got dari sampah organik dan anorganik.
hasil ulah orang-orang jahat.
Airmu setia menyeret sampah itu entah bermuara dimana.

Kadangkala karena sampah itu Airmu meluap dari selokan.
membentuk danau merembet ke lorong rumah-rumah.
Hati yang riang menjadi kalut, menangis, dan penderitaan.
Tiadalah guna tangisan, duka nestapa itu.

Airmu adalah Rahmat Kadangkala penjadi Prahara dan musibah.
akibat ulah manusia itu sendiri.
karena kurang menjaga keseimbangan Lingkungan.

Manusia Khilaf terhadap Tuhan sudah pasti Tuhan mengampuninya.
Manusia Khilaf terhadap sesama manusia memaafkan kadang juga Tidak.
Kalau Manusia sudah berbuat Khilaf kepada Alam.
Tidak ada lagi maaf dan siap menerima Konsekuensi darinya.

Maka perlakukan Alam seperti memperlakukan dirimu dengan manusia.
karena Alam juga Mahkluk Hidup.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun