Mohon tunggu...
Deni Ahmad Wijaya
Deni Ahmad Wijaya Mohon Tunggu... -

Banyak yang perlu diketahui oleh kita semua bahwa banyak kebijakan dari pemerintah tidak diketahui dasar, makna, dan tujuannya oleh masyarakat kecil seperti saya.

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan

Di Kala Bendera yang Mengancam

23 September 2011   03:49 Diperbarui: 26 Juni 2015   01:42 56
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tertangkap sudah si Utin yang telah mengkorupsi jatah makanan para hewan di Negeri CJDW. Tetapi banyak dugaan bahwa Utin tidak melakukannya sendirian, Yah..makanan yang senilai dengan uang 6.038 Tralala* itu(Tralala= salah satu nama nominal mata uang Negeri CJDW) hampir mustahil hanya dia yang memakai dan lebih mustahil lagi hanya dengan tangannya sendiri dia bisa melakukannya. Apalagi sistem birokrasi Negeri CJDW terkenal besar, K5(kongkalikong kingkong) pasti sudah terjadi. Apalagi saat buron si Utin pernah berinteraksi dg rakyat CJDW melalui perantara yang di sediakan Ayam. Dia mengatakan bahwa ada beberapa lembaga yang ikut dalam proyek besar itu,antara lain:Ketua Bendera Biru, Panas Rubahningrum, utin mengatakan dia ikut dalam skandal Pemilu Bendera Biru yang ditangani kekuatan money politik telah mengantarkan Panas Rubahningrum mendapatkan dana itu dari hasil K5. Utin pasti tahu karnadia adalah Bendahara Bendera Biru.

Aneh bin Ajaib, setelah Utin yang tertangkap di Negeri yang jauh di sanan oleh para kucing setempat, malah di Negeri CJDW dia berubah drastis. Kicauannya telah pudar, seolah ada suatu kekuatan yang mengancam harta yang paling dia cintai. Sampai-sampai dia memakai jurus klasik para koruptor yang sudah dikenal oleh masyarakat, yaitu Jurus Lupa Dadakan.Saat dites Psikologi,ternyata hasilnya bukanlah lupa yang dialami oleh Utin melainkan takut akan sesuatu,bagaimana tidak, kicauannya telah menyenggol beberapa hewan yang menjabat di beberapa lembaga penting Negeri CJDW. Tikus-tikus di balik Bendera Biru, instansi eksekutif dari kucing berseragam sampai KPK(Kucing Pemberantas Korupsi) pun ikut tersemprot kicauan Utin. Belum lagi di pemerintahan pusat yang berada pas di bawah Kura-kura.

Dengan kekuatan sebesar itu(sementara,karna masih akan terus bertambah) yang mendesak dan mengancam Utin yang hanya seekor Tikus untuk harus menutupi semua Jendela dengan nyawanya, maka waktu diwawancarai oleh Ayam, Utin menjawab dengan dengan lemas “saya minta perlindungan pada kura-kura ,tolong jangan diapa-apain istri dan anak saya. Saya benar-benat lupa semua dengan kasus itu. Saya bersedia untuk menerima semua hukuman yang akan dijatuhkan pada saya. Gak usah disidik, langsung vonis saja.”kata Utin seolah ada pistol di belakang punggungnya. Ada apa di balik semua ini? Tanah negeri ini seakan bersifat keramat yang telah membuat Tikus yang semula cerewet mendadak lupa dan bisu.

Lain dulu, lain sekarang. Ketika Ayam menyebar info tentang Utin yang korupsi, semut-semut seakan geram dan ingin sekali untuk membunuh Utin di tempat.Sekarang posisi Utin sangat berharga bagi rakyat , tetapi berbahayabagi pemerintahan yang termasuk dalam pasukan lembaga terkait.

Suara Utin sangat penting saat ini, jika terus mengoceh maka akan membuat teman-temannya yang masih bebas akan segera menyusul dia di balik jeruji. Sedangkan jika Utin tewas maka akan menutup semua jendela-jendela para koruptor yang saat ini sedang bersikap tenang seolahaa dia tidak terlibat. Berpikir ada kemungkinan akan hal itu sampai-sampai Utin mengaku tidak makan makanan yang telah di sediakan oleh KRS(Kucing Rakyat Sini) selama 2hari karna takut diracun, entah oleh siapa?(yang jelas yang punya kuasa dan bisa bermain K5).

Para rakyat Negeri CJDW saat ini berbalik mendukung Utin dan memberinya ketenangan hati untuk bisa mengungkapkan semuanya. Demonstrasi yang dilakukan rakyat terutama Belalang di berbagai daerah mulai bergerak, mendesak kura-kura cepat ambil keputusan. Jangan hanya menyerahkan semua pada yang bewenang.

Sumino berpendapat bahwa saat ini pemerintah pusat peka terhadap semua keganjilan ini.

“Mau menyerahkan semua kasus pencurian pada maling-maling yang melakukannya,mana bisa? Kongkalikong kingkong pasti akan aktif adan akhirnya masyarakat yang akan dirugikan dengan berita bahwa kura-kura lagi-lagi tidak becus menangkap Tikus-tikus. La wong kemarin 1 tikus aja kagak gampang nangkepnya,apalagi sekarang banyak.?” Terang Sumino.

Ketika Sumino diminta pendapat oleh Ayam tentang dugaan Panas Rubahningrum yang disebabkan Utin ,dengan gamblang dia menjawab..

“Dalam birokrasi baik organisasi kecil,Bendera, maupun pemerintahan pusat. Disini kita ambil contoh utama saja Bendera, mana ada Bendahara nyolong milik uang negara lewat kendaraan yang sudah disediakan oleh Bendera atas izin ketua, la trus kok ketuanya gak tau apa-apa? Kan tanda-tanda kejanggalan sudah ada to,mbak? Beberapa tikus yang pernah menjenguk Utin di Negeri Singa waktu “sakit” mengatakan pro dan mendukung Utin. Tetapi ketika Utin raib dari Negeri Singa dan menteror dengan kicauannya,seolah membalikkan telapak tangan,dengan gampangnya dia menjadi kontra terhadap Utin dan menyuruh kucing untuk cepat menangkapnya. Ini sangat ganjil to? Mereka itu sebenarnya bukan takut di penjara karna akan tersiksa kelangsungan hidupnya melainkan takut karna akan mencoreng nama baiknya,maka dari itu seperti kebakaran jenggot mereka akan tetap membidik Utin dari jauh, meskipun mereka saat ini bersikap seolah olah hanya Utin yang bersalah dan melakukan proyek Mega Besar itu sendirian.” Beber Sumino dengan senyumnya

Mohon tunggu...

Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun