Mohon tunggu...
Ahmad Wansa Al faiz
Ahmad Wansa Al faiz Mohon Tunggu... Lainnya - Pengamat Sosial Fenomena

Pengamat - Peneliti - Data Analis _ Sistem Data Management - Sistem Risk Management -The Goverment Interprestation Of Democrasy Publik Being.

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

Since a Think : Sejak Dari Pikiran Kala Memikirkan Seseorang.

29 Januari 2025   15:28 Diperbarui: 29 Januari 2025   15:28 36
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Fyodor Dostoevsky (Goodreads).

Since a Think : Sejak Dari Pikiran Kala Memikirkan Seseorang.

Senin, 29 Januari 2025

Hari ini, pikiranku kembali melayang padamu. Sejak dari pikiran kala memikirkan seseorang, semuanya terasa berbeda. Setiap sudut kamar ini seakan menyimpan jejak kehadiranmu. Aku termenung di depan jendela, membiarkan angin sore membelai wajahku sembari mengingat tawa renyahmu yang selalu menghangatkan hati. Terkadang, aku bertanya-tanya, apakah kau juga merasakan hal yang sama? Apakah dalam kesibukan harimu, ada celah kecil untukku dalam benakmu? Setiap kali ponselku berdering, jantungku berdebar berharap itu pesanmu. Lucu rasanya bagaimana seseorang bisa mengambil tempat begitu besar dalam pikiran kita, bahkan ketika mereka tidak ada di sekitar. Mungkin besok akan berbeda, tapi untuk hari ini, biarkan aku tenggelam dalam kenangan tentangmu, dalam setiap detik yang kita habiskan bersama, dalam setiap kata yang terucap maupun yang tersimpan. Karena terkadang, merindukan seseorang adalah cara terbaik untuk menghargai kehadiran mereka dalam hidup kita.

Dia Yang Manis Semanis Gula.


Dia yang manis semanis gula, begitulah aku selalu menyebutnya dalam hati. Bukan hanya karena senyumnya yang menawan, tapi karena ketulusan yang terpancar dari setiap gerak-geriknya. Setiap kali dia berbicara, suaranya seperti melodi yang mengalun lembut di telingaku. Tatapan matanya hangat bagai mentari pagi, menenangkan dan memberikan harapan baru di setiap harinya. Bahkan ketika dia diam, kehadirannya saja sudah cukup membuat hariku terasa lengkap. Terkadang aku tersenyum sendiri mengingat bagaimana dia selalu bisa membuat hal-hal sederhana menjadi begitu istimewa. Caranya tertawa ketika aku melontarkan lelucon yang tidak lucu, atau bagaimana dia selalu tahu kapan aku membutuhkan secangkir teh hangat dan pelukan. Mungkin orang lain melihatnya sebagai seseorang yang biasa saja, tapi bagiku, dia adalah gula yang menyempurnakan rasa dalam secangkir kopi kehidupanku - manis dengan takaran yang pas, tidak berlebihan namun selalu dirindukan.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun