Mohon tunggu...
El Sabath
El Sabath Mohon Tunggu... Lainnya - Pengamat Sosial Fenomena

"Akar sosial adalah masyarakat dan kajemukan, dan "Fenomena Sosial Di dasarkan pada gambaran nilai normatif Individu, terhadap ruang interaktif relasi sosial, hal yang mendasar adalah sosial sebagai fenomena individu yang tidak terlepas dari sumberdaya, yang relatif dan filosofis, dan apakah ranah sosial adalah sesuatu yang sesuai makna filosofis, atau justru gambaran dari kehampaan semata, yang tidak dapat di ukur sikap atau ruang lingkup sosialkah, yang berarti suatu ilutrasi pamplet kekacauan revolusi massa, atau komunisme historis dalam sejarah pergerakan politik?"

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Kota Metropolis

26 November 2024   05:15 Diperbarui: 26 November 2024   07:21 40
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kota Metropolis


Dalam simpang siur jejaring syaraf beton,Kau tersembunyi---metropolis tak terucap
Ragam cerita mengalir di pembuluh rawan
Antara bayangan dan cahaya yang merekah

Setiap gedung adalah pertahanan diri
Setiap jalan, narasi tersembunyi
Berdetak seperti neuron yang gelisah
Menyimpan rahasia di balik kaca mati

Kau metropolis---organisme yang bernafas
Dengan paru-paru dari semen dan impian
Mengalirkan darah dalam pembuluh elektronik
Mentransformasi tekanan menjadi gerak

Tak ada garis lurus di dadamu
Hanya lengkungan dan sudut tak terduga
Setiap pertemuan adalah sebuah metamorfosis
Setiap percakapan---konstruksi baru yang rapuh

Kau adalah kompleksitas yang hidup
Paradoks yang bergerak tanpa henti
Metropolis---di antara rasional dan mimpi
Tak terjamah, namun selalu hadir

Di sini, setiap detik adalah revolusi
Setiap sudut menyimpan sejarah yang belum tertulis
Kota, engkau adalah puisi yang tak kunjung selesai
Tersusun dari fragmentasi dan keheningan.

A.W.E.

BL. 26/11/2024.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun