Mohon tunggu...
Ahmad Wansa Al faiz Sip
Ahmad Wansa Al faiz Sip Mohon Tunggu... Lainnya - Pengamat Sosial Fenomena

Pengamat - Peneliti - Data Analis _ Sistem Data Management - Sistem Risk Management -The Goverment Interprestation Of Democrasy Publik Being.

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Postmodernisme - Dalam Labirin Makna

21 November 2024   11:06 Diperbarui: 21 November 2024   11:13 37
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Apa itu Postmodernisme (Sumber : IDS|BTEC).

Postmodernisme - Dalam Labirin Makna.



IDS|BTEC

Bayangkan sebuah ruang di mana realitas tidak lagi solid, melainkan cair. Di mana batas-batas ideologis meleleh seperti es di bawah matahari kesadaran kritis. Inilah medan postmodernisme - arena di mana revolusi terjadi bukan dengan peluru, melainkan dengan konsep.

Setiap narasi adalah mitos yang menunggu untuk dibongkar. Kekuasaan tidak lagi berdiri tegak di menara sentralistik, melainkan tersebar dalam jaringan mikroskopis relasi. Politik bukan lagi pertarungan biner, melainkan simfoni kompleks suara-suara yang selama ini terpinggirkan.

Di sini, revolusi bergerak seperti virus intelektual. Ia meresap dalam diskursus sehari-hari, membentuk retak-retak halus dalam bangunan hegemonik. Seorang penulis adalah gerilyawan, kata-kata adalah senjata, dan wacana adalah medan pertempuran paling canggih.

Kultur bukan milik pusat, melainkan tercipta dalam negosiasi konstan. Identitas tidak lagi monolitik, tetapi seperti air yang selalu berubah bentuk. Seorang individu adalah arsip hidup dari berbagai narasi yang saling bertabrakan, saling membentuk, dan terus bermetamorfosis.

Abstraksi bukan kelemahan, melainkan kekuatan. Ia adalah kemampuan untuk melihat di balik permukaan, untuk membaca di antara baris-baris sejarah yang resmi. Setiap konsep adalah bom waktu yang siap meledakkan kepastian.

Politik postmodern tidak berbicara dengan megafon, melainkan berbisik. Ia bergerak dalam ruang-ruang mikro: percakapan di sudut kafe, tulisan di media sosial, gerakan tubuh yang menolak norma. Revolusi terjadi dalam momen-momen yang tampaknya tidak signifikan.

Kuasa tidak lagi vertikal, melainkan tersebar. Ia mengalir seperti jaringan syaraf yang kompleks, menembus batas-batas institusional, menciptakan kemungkinan-kemungkinan baru setiap detik.

Inilah postmodernisme: sebuah undangan untuk terus mempertanyakan, terus membongkar, terus menciptakan. Bukan tentang menemukan kebenaran tunggal, melainkan merayakan kompleksitas yang tak terbatas.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun