Akibat pemelintiran berita yang dilakukan media provokator Arrahmah.com b anyak Muslim yang awam dan fanatik termakan fitnah media tersebut. Padahal itu tidaklah benar. Kalau mau direnovasi, kenapa harus dibongkar, katanya. Lah masjid itu kan didirikan tahun 1970-an dengan campuran semen, pasir, dan bata. Dalam 40 tahun, campuran itu akan gembur dan lemah. Jika tidak dibongkar, kan lama2 runtuh sendiri. Apa harus runtuh saat ribuan jema’ah sedang sholat Jum’at di situ?
Jangankan campuran semen pasir. Candi Prambanan yang terbuat dari batu solid saja akhirnya runtuh dan rompal sehingga harus disusun ulang dan diperbaiki. Apalagi yang cuma campuran semen pasir.
Pembongkaran gedung lama yang strukturnya sudah karatan, lemah, dan rapuh itu biasa dilakukan. Setelah hancur, baru dibangun gedung baru dengan struktur dan bahan2 baru yang lebih kuat. Kalau cuma didempul saja, mana kuat? Bisa rubuh nanti.
Untuk itulah, kita mesti hati-hati atas pemberitaan-pemberitaan yang dilakukan media-media provokator yang mengatasnamakan "Islam". Media seperti Arrahmah.com sering kali menyesatkan publik dan hendaknya sebagai umat Islam khususnya tidak termakan isu-isu yang digelontorkan oleh media tersebut. Tidak usah mengunjungi, membaca, apalagi menjadikan media tersebut sebagai referensi. Takutnya kita malah ikut-ikutan menjadi provokator. Alangkah lebih baik jika kita memblokir media-media seperti Arrahmah.com dan sejenisnya yang banyak beredar di dunia maya. Masih banyak media-media Islam yang menunjukan bagaiamana Islam yang rahmatan lil 'alamin.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H