Mohon tunggu...
Ahlul Amalsyah
Ahlul Amalsyah Mohon Tunggu... -

Jurnalis

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Pasar Modal Islami Berpotensi Besar Bangkitkan Ekonomi Bangsa

16 Desember 2013   10:36 Diperbarui: 24 Juni 2015   03:52 45
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ditengah tatanan ekonomi liberal saat ini, banyak orang yang ingin sukses dan kaya dengan melakukan segala hal untuk mencapainya. Usaha tersebut tidak memandang baik atau tidak baik, bahkan usaha tersebut menjatuhkan orang lain dengan cara disengaja. Sehingga menimbulkan kerugian dan kebangkrutan bagi pihak lain. sedangkan sistim pasar modal islami yang memilih dan memilah cara yang baik, tidak boleh merugikan salah satu pihak, menjadi harapan besar untuk membangkitkan ekonomi bangsa ini.

Hal tersebut disampaikan oleh pakar kajian pasar modal islam Universitas Airlangga Dr. Raditya Sukmana, M.Ec, saat mengisi acara Sarasehan & Roundtable Discussion On Islamic Capital Market di Banyumili Resto, Minggu (13/10). Acara yang diadakan oleh International Program for Islamic Economics and Finance (IPIEF) UMY ini, juga menghadirkan lulusan terbaik IPIEF UMY sebagai pembicara.

Dr. Raditya menyampaikan bahwa banyak keuntungan dari Pasar Modal Islami. Diantaranya islamic indeks untuk mengakomodasi investor yang halal, perusahaan yang memproduksi barang atau jasa yang halal, serta menghilangkan bunga bank konvensional, karena dapat merugikan salah satu pihak dimasa mendatang. “ukuran halal disini yaitu usaha yang bermanfaat dan tidak merusak. contoh yang merusak atau merugikan itu perusahaan judi, minuman keras dan hal yang merusak lingkungan sosial, mental ataupun kesehatan lainnya”, ungkapnya dalam acara yang dimoderatori oleh kepala IPIEF UMY Mashudi Muqorrobin.

Dalam pemaparannya, Dr. Raditya mengajak pada seluruh masyarakat Indonesia dan peserta diskusi khususnya, untuk lebih peduli dengan pasar modal. Karena dengan banyaknya masyarakat Indonesia yang ikut dalam pasar modal, dapat membantu ketetapan dan pertumbuhan ekonomi Indonesia. Selian itu, jika pasar modal dikuasai asing, diamasa mendatang bisa saja investor asing menarik modalnya keluar dari Indonesia. Sehingga akanmenimbulkan kerugian besar bagi ekonomi bangsa. “di Singapura saya jumpai, satpam bandara saja ikut dalam pasar modal, untuk itu masyarakat kita harus terlibat juga, dengan begitu kekuatan ekonomi kita akan tetap terjaga”, paparnya.

Senada dengan itu, Wakil Rektor II UMY Dr. Suryo Pratolo, M.Si dalam sambutannya mengatakan bahwa, dengan adanya diskusi mendalam tentang pasar moda islami ini, hendaknya dapat menumbuhkan semangatuntuk menjaga ketahanan ekonomi bangsa. Selian itu Surya juga berharap lulusan IPIEF UMY dapat mengedukasi masyarakat agar lebih peduli pda pasar modal di Indonesia. “semoga dengan adanya kajian seperti ini, dapat menumbuhkan semangat baru bagi ekonomi Indonesia. Bagi lulusan pertama IPIEF UMY tahun ini, hendaknya berperan aktif nantinya dalam menkampanyekan sistem ekonomi islam ini”, katanya.

Sedangkan lulusan tebaik IPIEF UMY angkatan pertama Febryan Mujahid Panatagama menyampaikan bahwa indeks saham Indonesia akan jeblok, jika pasar modal terus dikuasai oleh pihak asing. Dalam pengamatannya, Bank Indonesia dan otoritas Jasa Keuangan (OJK) harus konsisten menegakkan peraturan moneter, terutama pada investor minyak dan gas. Sehingga usaha tersebut dapat mempertahankan ekonomi bangsa dan terlepas dari efek domino. “jika terkena efek domino, yaitu kegagalan pasar dinegara lain dan berimbas ke negara kita. Maka ketahanan ekonpmi kita akan runtuh, dapat dilihat contohnya krisis yunani dan lainnya”, jelas mahasiswa IPIEF UMY ini. (syah)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun