Tentunya setiap orang tahu siapa yang paling berkuasa di suatu sekolah. Siapa yang banyak tanggung jawabnya atas semua proses dan hasil dari kegiatan belajar-mengajar, pembangungan fisik dan karakter serta tingkat kompetensi peserta didik. Siapa yang bertanggung jawab atas roda kehidupan suatu sekolah, lengkap dengan segala perjuangan untuk eksistensi diri dan tentunya institusi.
Menjadi kepala sekolah adalah mungkin cita -cita sebagian guru dan tidak semuanya ingin berada di posisi itu. Tidak cuma dibutuhkan kepiawaian dalam mengatur para guru, staff, peserta didik dalam sebuah sistem tetapi juga integritas tinggi yang harus tetap dijaga. Integritas ini kadang kala harus di perjuangkan betul supaya ketika seseorang sudah tidak menjabat maka dia akan berada tetap pada posisi terhormat, disegani dan disayangi.
Menjadi kepala sekolah dibutuhkan banyak hal. Beberapa diantaranya adalah dia mestilah seorang Visioner yang mampu membaca peta "politik" sekolahnya, memapping masalah, mencari solusi dan juga melakukan banyak inovasi.
Inovasi yang dibutuhkan bukan hanya sekedar inovasi manajemen tetapi juga mencakup kewirausahaan dan Supervisi. Kemampuan managerial kepala sekolah sudah dipersiapkan oleh pihak yang bertanggung jawab atas itu. Diklat Calon Kepala Sekolah ( CAKEP ) menjembatani kebutuhan kepala sekolah yang tangguh, tidak tanggung dalam memegang pucuk pimpinan. Bukan hanya sekedar diklat, para Cakep ini juga dibekali banyak kompetensi terkait manajemen sekolah dan cara mengatasi masalah.Â
Salah satunya adalah dengan memahami SWOT ( Strenght, Weakness, Opportunity, Threat ).Mereka bukan hanyanya mengetahui cara mengidentifikasi tetapi juga mempunyai cara yang sesuai , teradaptasikan dan up to date dalam menagani SWOT tadi. Seiring berjalannya waktu dibutuhkan cara berfikir yang tidak mainstream untuk menangani ragam masalah di sekolah.Â
Terkadang suatu masalah membutuhkan seorang decision maker yang sangat cepat namun tepat untuk persoalan yang rumit dan sophisticated. Jam terbang akan membantu seorang Cakep bertindak smart dan intellectual.
Hal lain yang perlu dikembangkan adalah kemampuan bekerja sama dengan beragam orang. Meskipun seorang kepala sekolah tidak bekerja sama secara langsung tetapi dia harus bisa mengamati, mensiasati karakter anak-buah yang kadang diluar perkiraan dan kendalinya.Â
Beberapa anak buah biasanya mempunyai keunikan. Ada yang suka mendekat ke kepala sekolah tetapi ada juga yang sebagian tidak mengambil hati dan posisi di hadapan kepala sekolah. Seorang kepala sekolah mestilah bisa menakar tingkat komunikasi yang efektif dengan anak buah yang beragam karakter ini.
Tidak semua ucapan kepala sekolah bisa diartikan positif oleh anak buah. Hati-hatilah dengan tipe yang ABS. Mereka biasanya tidak bisa menghadirkan fakta yang konstruktif untuk perkembangan sekolah. Tipe yang hanya baik di depan ini cenderung memiliki intrik di belakang kepala sekolah. Ada juga tipe yang hanya menjadi pekerja yang taat pada job desk dan menjaga kinerjanya.Â
Tipe ini cenderung setia dan berintegritas tinggi. Baik di depan ataupun di belakang kebijakan yang dibuat.Tipe yang lain adalah yang sekedar menjalankan tugas tanpa punya inovasi. Jadi dia seperti robot. Yang seru adalah tipe yang selalu menggelayut apapun keinginan kepala sekolah. Semua dituruti karena dia pun  punya target tersembunyi.Â
Yang tak kalah seru adalah tipe penantang yang selalu berselisih faham di depan dan di belakang. Wah, yang satu ini membuat kondisi sekolah jadi penuh dinamika. Tetapi pada kondisi tertentu tipe ini berbahaya bagi stabilitas dan kondusifitas sekolah. Itulah gunanya kepala sekolah mengenali karakter anak buah.