Mohon tunggu...
Ahlis Qoidah Noor
Ahlis Qoidah Noor Mohon Tunggu... Guru - Educator, Doctor, Author, Writer

trying new thing, loving challenge, finding lively life. My Email : aqhoin@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Negeri di Awan Abu-abu

10 Mei 2018   13:43 Diperbarui: 10 Mei 2018   14:01 776
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi: Republika

Bagi kelompok dua , kelompok enam ini juga ancaman karena mereka sangat kaya - raya dan dermawan, tidak butuh harta tetapi ingin berbagi harta ke sesama. Bagi kelompok tiga, mereka adalah ancaman karena mereka kaum yang agamis tidak sekedar di lesan. Tidak sekedar baju dan tidak sekedar berkoar- koar. 

Mereka ahli dzikir sirri, dzikir dalam hati, tertata jiwa dan hatinya, terjaga lesan dan perbuatannya. Bagi kelompok empat mereka juga ancaman karena mereka tak suka dengan cara kelompok enam ini bekerja. Kelompok enam bekerja tanpa pamrih. Mereka tidak suka membuat laporan palsu dan juga tak suka memark up harga . 

Mereka bersih bekerja hanya demi negara dan bangsa tercinta. Mereka tak butuh korupsi untuk jadi kaya karena Allah telah menjaga kekayaan hati mereka. Mereka butuh dunia hanya sekedarnya. Mereka tak pernah berkeingian memiliki hak orang lain. Mereka sangat dipuaskan Allah dalam hal harta . Sangat berlebih.

Bagi kelompok lima, mereka seperti sebuah oase di tengah gurun sahara. Seperti setitik air di tengah kerongkongan yang sedang dahaga. Mereka mendoa siang dan malam untuk bisa seger bertemu dan dipertemukan dengan kelompok enam. Mereka hanya butuh percaya terhadap keimanan mereka akan datangnya kebaikan setelah sekian lama dalam ujian yang tak berkesudahan. Kapankah kelompok enam ini tiba?

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun