Sehabis menikmati shalat dzuhur, ada waktu sejenak untuk memberikan inspirasi melalui blog ini. Ada beberapa orang yang sepertinya iseng bertanya ke saya “mas firman, kok bisa masih sempat menulis di blog dan juga di majalah kekuatan sugesti , masih kelas AMC juga, dosen juga, manager juga dan kegiatan lainnya”. Bahkan ada yang juga bertanya gini melalui whatsapp ke saya “mas firman, kapan tidurnya ya, dari jam posting blognya kan ada yang jam 2 pagi”. Menjadi manusia itu seharusnya memang ada di banyak aktivitas, kalau hanya di satu bidang maka itu belum maksimal menjadi manusia, belum benar dalam menggunakan diri. Menggunakan diri dengan benar butuh ilmu yang benar, kalau ilmunya salah maka pasti salah menggunakannya.
Ngomongin tentang “ilmu” seringkali banyak orang mengatakan bahwa belajar sesuatu itu susah, belajar ilmu ini susah, belajar ilmu ini ngga paham-paham, apa anda juga sering mengeluh belajar sesuatu itu susah? Kalau anda mengeluh susah maka pasti anda salah dalam belajarnya. Proses pembelajaran adalah proses memahami sesuatu yang baru ke dalam pikiran kita, dan wajar kita menganggap sesuatu yang baru itu susah karena memang Pikiran kita menganggap itu hal baru. Jadi ingat dulu ketika saya masih pertama kali bekerja diperushaan satelit sehabis lulus dari kampus STTTelkom tahun 2007, saya harus mempelajari sebuah sistem yang sewaktu kuliah saya belum pernah menanganinya, hal baru bagi saya. Saya mencoba membaca buku manualnya, mencoba-coba, kalau bahasa tekniknya adalah “ngoprek”. Bahkan pernah saya melakukan sesuatu yang mengakibatkan sistem itu down, dan saya disalahkan oleh atasan, saya dibilang “bego”, dibilang “goblok”.
Apakah saya marah dikatakan seperti itu, ngapain marah kan memang salah hehe. Justru kata-kata itu membuat saya sadar bahwa memang yang saya pahami salah. Kalau memang bego dan goblok yang harus diakui bahwa memang seperti itu, kalau masih menganggap diri benar maka pasti lambat dalam memahami sesuatu. Waktu kuliah juga saya sering mendengar dosen saya mengatakan itu, dan itu adalah sesuatu yang sebenarnya untuk memaksa saya dan teman2 mahasiswa lainnya sadar atas kesalahan. Tapi, saat ini banyak orang tidak mau mengakui atas kebodohannya, tidak mau mengakui atas kesalahannya, akhirnya lambat dalam menerima sesuatu ilmu baru. Seminggu kemarin, saya ada jadwal kelas privat AMC untuk 3 orang berbeda, seorang pejabat keuangan, seorang manager dan paranormal, dan tiga-tiganya dengan ketawa mengakui di tengah kelas,
“saya merasa jadi mendadak bego mas begitu mendegar penjelasan mas firman”, “wah, betapa bodohnya saya selama ini ya mas menjalankan semua ritual itu, dengan AMC jadi simpel semua”, dan satu lagi ungkapan si paranormal “hais..ternyata bukan orang pinter, malah orang bodoh sebenarnya saya ini mas, saya ngakui kebodohan saya selama ini mas”
Yup, anda harus berani mengakui bahwa diri anda bodoh dan salah, sehingga ilmu yang baru bisa cepat anda pahami. Kalau anda belajar sesuatu ilmu baru tetapi anda tidak mau dikatakan bodoh maka pasti ilmu itu lambat anda terima. Saya sering mengatakan bahwa dalam kelas AMC (Alpha Mind Control) yang ada adalah benar-benar belajar, bukan lompat-lompat, bukan teriak-teriak, bukan nangis-nangis apalagi baca puisi hehe. Dan AMC adalah sebuah ilmu yang memang menjadi panduan dalam mengenali, mengontrol dan memaksimalkan Pikiran. Kalau anda memang mau belajar AMC maka harus siap-siap menerima bahwa selama ini diri pemahaman anda kurang pas (keliru) ya, karena memang setelah memahami AMC secara utuh maka pasti membuat anda memandang segalanya dengan lebih cerdas. Bahkan teman-teman alumni AMC mengubah singkatan AMC menjadi “Aku Manusia Cerdas”
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H