GENDAM, suatu kata yang terdengar menakutkan bagi sebagian rekan-rekan apalagi yang sering melakukan perjalanan sendiri. Apalagi ditambah lagi dari pemberitaan di media yang begitu menyeramkan seperti "Akibat Gendam, Uang Melayang", "Gendam membuat pemudik kehilangan barang". Gendam dibuat menyeramkan, dan membuat bayangan yang menakutkan. Benar bukan? Saya mencoba memberi ulasan tentang Gendam ini berdasar dari alumni pelatihan saya yang pernah belajar GENDAM dari "dukun" di daerah Blitar.
Alumni saya itu berasal dari kalimantan, dia termasuk salah satu petinggi suku dayak tetapi sudah tobat dan kembali ke jalan Ilahi. Dia bercerita, bahwa dulu pernah belajar GENDAM ke seorang dukun di daerah Blitar, ketika saya bertanya bagaimana prosesnya dia pun menjelaskan seperti ini. Ketika dia datang ke dukun itu, langsung ditanya mau apa dan apakah siap untuk menjalani prosesnya. Bapak ini langsung mengiyakan, akhirnya dijalanilah "lelakunya" yaitu puasa 5hari dan berdiam diri di sebuah kuburan kramat. Setelah hari ke6, dukun ini langsung melakukan ritual "mengisi" kepada bapak ini. Dukun itu meminta bapak ini untuk menutup mata dan membayangkan bahwa ada tenaga penuh daya masuk ke kepalanya.
Lalu dukun ini memberikan sebuah "jimat" yang harus diusap sebanyak 5kali saat ingin menggendam. Bapak ini bertanya, lalu bagaimana caranya? Dukunpun menjawabnya, anda usap jimat ini 5kali, carilah korban yang berjalan sendiri yang sedang terlihat bingung atau mulutnya berbicara sendiri. Langsung tepuk bahu sebelah kanannya, jika korban menoleh dengan "wajar" langsung tanyakan dengan 5 pertanyaan, perhatikan jika mampu menjawab pertanyaan dengan baik maka orang itu sudah terkena kekuatan gendam. Tetapi jika korban bereaksi melawan, maka korban termasuk beriman tinggi.
Dari penjelasan alumni tersebut, saya mencoba melakukan analisa. Kalau begitu, proses gendam juga ada kemungkinan gagal, karena terbentur dengan iman yang tinggi. Bagaimana seandainya sebelum melakukan gendam, dukun memberi tahu ciri-ciri orang yang beriman tinggi dan beriman lemah, pasti meningkatkan tingkat kesuksesan dari proses gendam?benar bukan?.Tapi ternyata para dukun yang katanya memberikan ilmu gendam, tidak ada satupun yang mengetahui pasti mana orang yang bisa digendam mana yang susah sebelum menepuk bahunya.
Sayapun mulai memberikan materi kepada alumni saya ini, saya menjelaskan bahwa pikiran bawah sadar mampu aktif dengan 3 kunci. Apa itu? saya sering menyingkatnya dengan F+K+B, yaitu Fokus, Kaget dan Bingung. Dari 3 kunci ini saja, terlihat bahwa tepukan bahu masuk dalam kategori KAGET, kemudian disuruh mencari korban yang terlihat BINGUNG. Berarti prosesnya sama dengan HIPNOSIS.
Perbedaan ketika kita mempelajari GENDAM dari praktisi Hipnosis yang benar, kategori yang benar ini adalah praktisi Hipnosis yang berani mengatakan GENDAM=HIPNOSIS, maka anda akan diajarkan untuk melakukan berbagai uji sugestibilitas dulu memastikan mana yang mudah digendam mana yang susah, tujuannya agar tingkat keberhasilan proses GENDAM mendekati 100%. Bahkan jika sudah sering melakukan uji sugestibilitas, dari wajah dan gerak-gerik korban, kita sudah mengetahui mana yang gampang dan susah. Jadi kalau begitu, buat apa harus puasa dulu, mandi kembang dan diisi macam-macam. Apalagi menggunakan jimat, jika melihatnya akibat dari tepukan bahu.
Kalau begitu, kesalahan terbesar ketika mempelajari GENDAM ke dukun adalah menggunakan media mistis dan memunculkan syirik dan jadi berkenalan dengan dunia hitam. Padahal jika ke praktisi hipnosis bisa menjadi ILMU PUTIH. Karena apapun Ilmunya, adalah NETRAL tergantung dari penggunanya.
Semoga bermanfaat
Firman Pratama,ST,CHt,CNLP - Owner Wahana Sejati
Sumber : www.firmanpratama.wordpress.com
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H