Mohon tunggu...
Firman Pratama
Firman Pratama Mohon Tunggu... Dosen - pebisnis muda

Seorang pakar pikiran dan praktisi pendidikan yang membuat dua buah metode dahsyat yaitu Alpha Telepati dan Alpha Mind Control, seorang pebisnis yang sudah memulai bisnis sejak masa kuliah Blog pribadi di www.firmanpratama.wordpress.com

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Bukan Garis Keturunan, tapi Hal Inilah yang Membedakan Manusia dengan Manusia Lainnya

8 Desember 2020   15:18 Diperbarui: 8 Desember 2020   15:28 1906
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Apa yang membedakan antara manusia satu dengan manusia lainnya? kenapa ada yang hidupnya kaya, kenapa ada yang hidupnya miskin. Apakah karena garis keturunan? Sebetulnya bukan garis keturunan, tapi memang secara potensi garis keturunan itu berpengaruh. 

Sehingga ketika seseorang terlahir dari keluarga kaya maka lebih besar potensinya untuk menjadi kata. Dan ketika terlahir dari keluarga yang miskin maka lebih besar juga potensinya menjadi miskin. 

Lalu bagaimana jika anda sekarang terlahir dari keluarga yang miskin? apakah mau bunuh diri supaya bisa lahir kembali dari keluarga yang kaya? Tenang, Tuhan itu Maha Adil kok, meskipun anda terlahir dari keluarga miskin masih ada kesempatan untuk jadi kaya. Caranya?

Tuhan itu Maha Adil

Percayalah, Tuhan itu Maha Adil. Manusia itu diciptakan dengan Tuhan seperti kertas putih yang kosong. Kalau saya sering mengatakan seperti flashdisk yang kosong. Bagaimana hidup manusia itu kedepannya adalah tergantung dari manusia itu sendiri. Jadi mau dia dari keturunan bangsa A, bangsa B sesungguhnya sama saja. Tetap saja namanya manusia. Coba saja lihat bentuk tubuhnya, kalau masih sama dengan anda maka itu adalah Manusia. Tidak ada manusia yang lahir langsung bisa berbicara bahasa A. Pasti suaranya sama yaitu menangis. Itulah letak Maha Adilnya Tuhan

Bagaimana dengan Garis Keturunan?

Garis keturunan itu sebenarnya tidak berpengaruh secara pasti. Misalnya anaknya orang kaya, tapi ketika lahir dibesarkan oleh pembantunya dan tidak mengenal orang tuanya yang kaya maka pasti karakter dan kehidupannya sesuai dengan apa yang diajarkan oleh orang tua angkatnya itu. Be gini gampangnya, anaknya orang bali, yang lahir dari rahimnya orang bali tetapi dibesarkan oleh orang jawa, apakah si anak tadi tahu bahasa bali? Tentu tidak, yang tahu adalah bahasa jawa. Ini bukti bahwa, meskipun didalam tubuh anak itu ada darah bali belum tentu bisa berbahasa bali. Karena sehari-harinya diajarkan bahasa jawa.

Semua Manusia itu Mulia

Manusia itu diciptakan Tuhan sebagai makhluk yang Mulia. Letak kemuliaan manusia ada di Pikirannya. Pikiran inilah yang membedakan antara manusia dengan makhluk ciptaan Tuhan lainnya. Selama masih berwujud manusia maka sesungguhnya adalah sama-sama MULIAnya. Karena sama-sama mulia maka seharusnya antar manusia itu saling menghargai. Tidak pantas ketika menghina manusia lainnya, menjelekkan manusia lainnya. Ingat ya, yang menciptakan manusia itu adalah Tuhan. Jadi kalau anda menghina dan menjelekkan manusia maka sama saja menghina yang menciptakannya.

Dan celakanya, banyak orang justru merendahkan dirinya sendiri. Sering menganggap dirinya itu jelek, menganggap dirinya tidak bisa apa-apa dan menganggap orang lain yang mulia.

Padahal Tuhan sudah berfirman di QS. Al-Isra:70 . Yang Artinya : Artinya: "Dan sesungguhnya telah Kami muliakan anak-anak Adam, Kami angkut mereka di daratan dan di lautan, Kami beri mereka rezeki dari yang baik-baik dan Kami lebihkan mereka dengan kelebihan yang sempurna atas kebanyakan makhluk yang telah Kami ciptakan"

tangkapan layar
tangkapan layar
Kalau sama-sama mulia lantas kenapa kehidupannya berbeda? ini karena isi pikirannya yang beda. Isi pikiran yang beda bermula dari KESADARAN untuk mampu mengenali, mengontrol dan memaksimalkan Pikiran dengan benar. Ketika manusia itu SADAR siapa dirinya, SADAR bagaimana menggunakan Pikirannya maka PASTI hidup manusia itu selalu dalam kebaikannya dan kemuliaan. Tapi kalau manusia itu tidak sadar siapa dirinya dan tidak mampu menggunakan Pikirannya maka termasuk golongan yang merugi dan celaka.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun