Mohon tunggu...
Firman Pratama
Firman Pratama Mohon Tunggu... Dosen - pebisnis muda

Seorang pakar pikiran dan praktisi pendidikan yang membuat dua buah metode dahsyat yaitu Alpha Telepati dan Alpha Mind Control, seorang pebisnis yang sudah memulai bisnis sejak masa kuliah Blog pribadi di www.firmanpratama.wordpress.com

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Merasa Sudah Berpikir yang Indah tetapi Kenyataannya Jelek, Apa Penyebabnya?

14 Agustus 2020   12:28 Diperbarui: 14 Agustus 2020   13:10 293
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kondisi seperti judul artikel ini mungkin dialami oleh banyak orang. Merasa sudah berpikir yang indah tetapi kenyataannya malah jelek. Apa Penyebabnya?. Banyak orang juga sudah membayangkan hal-hal yang indah tetapi ternyata hidupnya tidak indah juga. Padahal katanya di banyak buku itu harus dengan membayangkan. Harus visualisasi. Tapi setelah dibayangkan dan divisualisasikan tetap saja kenyataannya jelek.

Anda pernah mengalami seperti itu? Kondisi ini sama dengan ketika banyak orang merasa sudah berpikir positif tetapi hasilnya tetap negatif. Karena banyak orang sesungguhnya belum berpikir positif dan belum berpikir yang indah. Karena salah dalam memahami makna dari Pikiran. Salah juga dalam memahami "cara berpikir".

Kesalahan Saya Dulu

Dulu saya juga pernah mengalami situasi seperti itu. Karena dulu saya suka membaca buku-buku tentang berpikir positif. Tapi sebenarnya saya tidak mengerti dari apa yang dijelaskan dibuku itu. Dibuku itu saya hanya disuruh mengulang-ngulang kalimat "saya berpikir positif". Ya saya kerjakan. Tapi ketika saya mengulang hal itu malah saya mengalami kecelakaan. 

Terus beberapa minggu kemudian saya mengalami jatuh dari tower internet. Saat itu saya bingung, kenapa jadinya negatif ya. Padahal sudah mengulang-ngulang kalimat "berpikir positif". Bahkan saya juga sempat berpikir jelek kepada ALLAH. Waktu itu saya bertanya-tanya kepada ALLAH. Saya sudah rajin ibadah tetapi kenapa mendapat hal buruk.

Titik Balik Kesadaran

Sampai saya disuatu hari mendapat sebuah bisikan dipikiran saya "kamu yang diprogram hanya server aja, coba pikiranmu juga diprogram sama seperti server itu". 

Nah ketika mulai saat itu saya sadar betul bahwa bisa saja ada banyak program dalam pikiran saya yang isinya jelek dan negatif. Dan ketika saya mengulang-ngulang kalimat "saya berpikir positif" maka itu tidak berpengaruh kepada program lain yang ada di pikiran saya. Maka terjadilah peristiwa yang negatif itu.

Saya sudah menuliskan kisah perjalanan saya dulu sebelum menyadari seutuhnya bagaimana pikiran itu bekerja di buku saya 10 Keajaiban Pikiran.

Dari berbagai kejadian yang saya alami maka saya pun memahami bahwa memang untuk melakukan pemrograman pikiran sama dengan cara melakukan pemrograman komputer. Saya uji coba dulu ke dalam hidup saya, dan ternyata hasilnya sesuai. Yaitu apa yang saya pikiran sesuai dengan kenyataan. Dan saya jadi berubah prasangka kepada ALLAH.

Sehingga seharusnya jika sudah berpikir positif maka hasilnya pasti positif. Dan jika sudah berpikir yang indah maka pasti hasilnya juga indah.

Berpikir Indah maka Pasti Hasilnya Indah

Kalau anda merasa sudah berpikir indah tetapi hasilnya jelek maka penyebabnya adalah, ada banyak program dalam pikiran anda yang memang isinya jelek. Apalagi ketika anda belum memahami bagaimana menggunakan pikiran dengan benar. 

Karena bisa saja anda memasukkan program-program dari sekitar, dari buku, dari televisi yang kelihatannya bagus tapi sebenarnya sangat jelek bagi kehidupan. Seperti yang saya banyak temui saat memberikan kelas AMC. Banyak orang akhirnya sadar bahwa apa yang mereka dulu baca, yang dulu pelajari semuanya salah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun