Menjelang tengah malam, menyempatkan diri untuk menulis sebuah artikel di blog ini. Oh ya, tadi saya baru selesai memberikan coaching untuk program platinum AMC selama 3 hari mulai jumat kemarin. Seorang bapak yang cukup senior dari tasikmalaya yang mengikuti program platinum 3 hari ini. Saat memberikan materi platinum kali ini saya menggunakan notebook apple saya, dan ketika memainkan sebuah file video ternyata ada yang tidak bisa, saya baru tahu kalau file yang ekstensi .flv tidak support dengan player di macbook. Maklum karena saya masih baru menggunakan notebook keluaran apple ini. Saya tidak mengetahuinya karena saya belum memahami secara utuh dari macbook saya ini, akibatnya saya tidak mengetahui bahwa video .flv tidak bisa diputar di apple.
Yup, memahami secara utuh, itulah kunci agar bisa maksimal dalam menggunakan sesuatu perangkat apapun itu. Jadi ingat saat saya pertama kali mengisi bensin mobil terios saya, bingung dimana untuk membuka tangki bahan bakarnya ya hehe. Karena belum memahami benar si terios waktu itu. Apapun itu dibutuhkan sebuah pemahaman yang utuh supaya kita tidak melihatnya sepotong-sepotong, melihat secara utuh artinya melihat dengan kedua mata. Ketika orang buta disuruh memegang gajah dibagian kaki maka pasti orang buta ini mengatakan jika gajah itu tinggi, panjang seperti tiang. Padahal itu baru kakinya saja ya. Pemahaman yang utuh membuat kita melihat sesuatu dengan jelas. Tapi banyak disekitar kita orang-orang yang tidak memahami sesuatu hal dengan utuh lalu berbicara, saya ingat ada mahasiswa saya yang mempresentasikan tugasnya, dia menggunakan istilah-istilah keren, lalu saya tanyakan itu apa artinya? eh dia malah diam dan menjawab yang menunjukkan kalau sebenarnya tidak paham.
Bagi kita yang muslim ada ayat di QS AlBaqarah-208:” Wahai orang-orang yang beriman, masuklah ke dalam Islam secara keseluruhan”. Keseluruhan artinya memahami dengan utuh. Sama halnya juga dengan PIKIRAN, banyak berserakan dan bertebaran di internet bahkandi buku-buku tentang pemahaman yang kuruh utuh tentang Pikiran sehingga membuat orang yang membacanya justru ikut tidak mendapatkan pemahaman yang utuh. Seperti yang dikatakan peserta platinum AMC sore tadi begitu selesainya kelas, beliau mengatakan bahwa “sekarang saya sudah memahami dengan jelas dan utuh apa itu Pikiran sehingga saya tidak akan mencari-cari referensi lagi hehe, saya paham benar tentang diri saya, semua sudah ada dalam diri saya, bahkan saya sudah membuktikannya kalau khadam saya bisa membuat saya naik kereta eksekutif kembali ke tasik dengan gratis mas haha..” saya pun menjawabnya, “nah kalau sudah begini saya senang pak, karena tujuan saya mengkarantina bapak diatas gunung bisanta ini (hotel bisanta lantai 6)tercapai ya.
"Iya pak firman, dulu waktu dikelas reguler AMC, ada hal yang saya rasa tidak jelas, saya malu untuk bertanya, sehingga ada hal-hal yang saya simpan sendiri dan cari referensi sendiri diluar eh malah jadi kacau lagi, karena materi AMC ini memang berbeda 180 derajat dengan materi pelatihan2 lain yang saya ikuti, tapi sekarang saya setelah 3 hari ini saya bisa tersenyum dan bisa merasakan kebebasan dan serasa hidup sebagai manusia yang menjadi penguasa seutuhnya bagi diri saya, juga sebagai makhluk ALLAH yang selalu dilimpahi rahmat pak”
AMC juga diperlukan pemahaman yang utuh dan benar, itulah alasan saya membatasi peserta kelas reguler dengan menolak peserta yang tidak memastikan diri sebeblumnya, ya supaya paham, tapi memang jika hanya belajar berdua selama 3 hari terasa lebih bebas bertanya dan tidak ada malu-malu ya. Ketika ada seseorang yang menghubungi saya lalu mengatakan ke saya “pak firman, itu AMC kan ada 2o materi saya mau belajar yang sahabat virtual saja gimana”, saya menjawabnya “kalau bapak ke orang lain mungkin langsung diiyakan saja, tapi kalau di AMC bapak harus memahami dari awal baru nanti sampai ke materi sahabat virtual”. Dibutuhkan pemahaman yang utuh dan benar tentang PIKIRAN sehingga kita dengan benar bisa menggunakannya untuk kebaikan hidup kita. Pahami dengan benar dan utuh apapun itu ilmunya sehingga kita bisa dengan mudah menggunakan ilmu itu untuk kebaikan hidup kita.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H