Walaupun sejak kecil kita diajarkan untuk menjadi “Orang Yang Sukses” dan “Orang Yang Berguna”, tidak banyak manusia yang menganggap dirinya sudah sukses dan berguna dalam hidupnya. Apakah karena manusia tidak pernah puas diri? Lantas apa orang bagaimanakah yang disebut “Orang Sukses” dan “Orang Berguna”? Tidak ada jawaban pasti. Pengertian sukses dan berguna sangatlah relatif.
Ketika ditanya apa yang ingin dicapai di kemudian hari, penerima hadiah Nobel Albert Einstein yang saat itu masih seorang anak muda berkata, “Saya Ingin Menjadi Seorang Yang Berguna, Bukan Seorang Yang Sukses”. Ketika ditanya apa yang dimaksud dengan pernyataannya tersebut, fisikawan terkemuka itu menjawab, "Orang sukses adalah orang yang mengambil dari masyarakat lebih dari apa yang dia berikan. Seseorang yang berguna adalah orang yang memberi masyarakat lebih dari apa yang ia ambil darinya."
Sungguh menjadi orang sukses tidak gampang, tetapi menjadi orang berguna lebih susah. Memberi kepada masyarakat seyogyanya dilakukan oleh setiap orang, baik dalam bentuk materi maupun tenaga. Tetapi entah sejak kapan sebagian masyarakat Indonesia tumbuh menjadi masyarakat yang berpikiran negatif. Sifat gotong royong dan masyarakat yang dikenal ramah dan suka membantu tidak lagi nampak, yang ada sikap anarkis dan tawuran antar masyarakat. Bahkan yang berusaha memberi juga dicap dengan label "pencitraan".
Orang sukses dan orang berguna sekiranya adalah produk dari imajinasi dari manusia. Imajinasi tidak mengenal batas, begitu pula dengan “Sukses” dan “Berguna”. Imajinasi ga bisa dijelaskan dengan akal sehat dan ilmu pengetahuan, begitu pula dengan “Sukses” dan “Berguna”.
Menurut saya Pak Dahlan Iskan, Pak Joko Widodo, Pak Ali Sadikin, Pak Basuki Cahaya Purnama sudah termasuk kategori orang sukses dan berguna. Mungkin tidak semua orang sepakat dengan saya, tetapi setidaknya dalam pikiran saya mereka sudah berhasil berbuat banyak demi negeri ini.
Marilah kita wujudkan Indonesia yang lebih baik.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H