Yang terhormat bapak Presiden Joko Widodo
Gagasan besar maritim indonesia yang tertuang dalam visi dan misi bapak ketika kampanye menjadi harapan besar bahwa maritim dapat membawa indonesia bergerak maju kedepan. Sama halnya dengan agenda nawacita yang mengusung kemaritiman sebagai agenda prioritas utama. Dengan jargon Indonesia sebagai “Poros Maritim Dunia” membuat harapan kami membumbung tinggi, maritim benar-benar menjadi visi besar Indonesia bukan hanya bualan semata.
Pembangunan maritim bukan hanya mengacu kepada infrastruktur melainkan juga terkait dengan keamanan dan keselamatan penumpang dilaut. Bagaimana kita ingin bicara “Poros Maritim Dunia” jika kecelakaan pelayaran masih menjadi permasalahan yang kerap kali terjadi?
Tenggelamnya KM Wihana Sejahtera pada bulan oktober lalu merengut nyawa 97 penumpang.
Kemudian selanjutnya tenggelamnya KM Samudera Jaya I diperairan Ketapang pada 14 Desember 2015.
KLM Arief Sosial yang tenggelam diselat Karimata pada 15 Desember 2015.
Diakhiri dengan KM Marina yang tenggelam pada 19 Desember 2015 dengan rute Kolaka-Siwa. Sekitar 77 orang belum ditemukan dari kejadian tersebut.
Tentunya peristiwa ini menjadi catatan buruk indonesia bagi dunia pelayaran. Khususunya mengenai keselamatan dan keamanan pelayaran Indonesia. Untuk itu sebagai kepala negara dan pengambil kebijakan tertinggi kami harap bapak Presiden dapat mengambil langkah taktis untuk menyikapi permasalahan tersebut.
Kami berharap adanya revitalisasi ditubuh seluruh elemen kenegaraan yang berhubungan dengan keamanan dan keselamatan dilaut.
Tujuan besar Indonesia sebagai “Poros Maritim Dunia” seharusnya dapat di implementasikan oleh seluruh stekholder dan seluruh lembaga yang berhubungan. Terutama mengenai keselamatan dan keamanan pelayaran.