Kota Daeng menuju kota dunia, itulah slogan yang selalu didengung-dengungkan masyarakat Kota Makassar. Kota dunia dengan harapan menjadi lirikan investor bahkan wisatawan asing, menjadi prioritas para pemangku kebijakan. Sang nakhoda Kota Daeng pun dari masa ke masa melakukan pembenahan.Â
Kota Makassar atau Kota Daeng dari Makassar kota dunia berlandas kearifan lokal sampai Makassar Kota dunia merambah ke lorong-lorong. Berharap Kota Makassar menjadi lebih baik dari masa masa sebelumnya.
Itulah sekilas harapan sang nakhoda.
Namun suara masyarakat semakin menjerit, penampakan luar Kota Makassar menuju Kota Dunia semakin maju dan maju tapi tidak lah aman untuk dihuni. Keamanan!!! istilah ini sering disebut-sebut oleh sang penjaga "Keamanan" bahwa Kota Makassar masih "aman". Dikutip dari salah satu media sosial
"Kabid Humas Polrestabes Makassar, Kompol Husnaeni mengungkapkan, jika pihaknya selama ini terus melakukan pemberantasan aksi kejahatan tersebut dan hingga saat ini Makassar masih dikategorikan aman. Kondisi Makassar masih aman, hanya saja terlalu dibesar-besarkan di Media Sosial. Husnaeni mengungkapkan, Polsek di Kota Makassar terus gencar melakukan Patroli dan Operasi cipta kondisi guna meminimalisir aksi kejahatan jalan tersebut. Kita tersu bekerja siang dan malam ...."
Aksi nyata pun sangat diharapkan masyarakat, pihak polisi menganggap ini masih aman namun masyarakat selalu di hantui perasaan "BUSUR, PARANG, JAMBRET" dari arah mana mereka akan datang menghampiri tibuh kita, bagian tubuh mana yang akan cium aspal, masih hidupkah saya jika keluar dari rumah.
Jelas adanya kotra pendapat pihak Kepolisian dan pihak Masyarakat. Keinginan dan harapan yang tidak sesuai lagi. Kepada siapakah kita (red:masyarakat) akan berharap jika pemimpin dan masyarakat sudah berlawanan paham ???
Diamanakah sang nakhoda Kota Daeng yang berpihak pada masyarakat ???
Apakah masyarakat harus turun tangan menjadi polisi (red: pengaman) tanpa gelar demi dapat mewujudkan Kota Daeng menjadi aman untuk dihuni ???
Haruskah masyarakat menjadi pengadilan terakhir demi mendapatkan keadilan di rumahnya (red:kotanya) sendiri ???
Marilah bersama bergandengan tangan, satu saf demi keamanan untuk semua masyarakat dibawah langit Kota Daeng.
catatan: secercah harapan penulis, memlalui bahasa sehari-hari hingga mudah tuk dipahami, demi mengaharap tindakan nyata dari para pemangku kebijakan, demi harapan mengindarkan masyarakat dari anarkis yang berujung maut dikarenakan aturan yang jauh dari harpan. SALAM KEAMANAN KOTA DAENG.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H